Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Biografi Budiman Sudjatmiko: Aktivis Reformasi yang Sempat Dipenjara dan Drop Out Kuliah, Kini Jadi Politisi PDIP

Biografi Budiman Sudjatmiko: Aktivis Reformasi yang Sempat Dipenjara dan Drop Out Kuliah, Kini Jadi Politisi PDIP Kredit Foto: Antara/Fransisco Carolio
Warta Ekonomi, Jakarta -

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Budiman Sudjatmiko telah lama dikenal sebagai aktivis reformasi yang dahulu lantang menentang kepemimpinan Presiden ke-2 RI, Soeharto. Budiman lama menduduki kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hingga tahun 2019 dan turut menyusun Undang-Undang Desa dan mendirikan gerakan Inovator 4.0 Indonesia.

Profil Budiman Sudjatmiko

Budiman Sudjatmiko lahir di Majenang, Cilacap, 10 Maret 1970. Ia lahir dari pasangan Wartono Sudjatmiko dan Sri Sulastri dan merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Budiman  tumbuh besar dalam keluarga dengan suasana kental dengan keagamaan, nasionalisme dan kepedulian. Dari sanalah ia aktif dalam berbagai diskusi dan organisasi. Selama masa kecilnya ia pernah tinggal di Cilacap, Bogor dan Yogyakarta.

Baca Juga: Budiman Sudjatmiko jika Dipecat PDIP: Ibarat Orang Kehilangan Pasangan Hidup

Ia juga merupakan pendiri Partai Rakyat Demokratik (PRD), partai yang lahir dari organisasi politik bernama Persatuan Rakyat Demokratik (PRD) kisaran tahun 1994. Organisasi tersebut mewadahi mahasiswa, buruh, aktivis, dan petani di beberapa daerah di Indonesia yang memiliki cita-cita tentang sosialisme.

Pendidikan Budiman Sudjatmiko

Budiman Sudjatmiko menempuh sekolah di SD Negeri Pengadilan 2 Bogor dan melanjutkan ke tingkat menengah pertama di SMP Negeri 1 Cilacap dan lulus di tahun 1986. Kemudian, ia melanjutkan studi di SMA Negeri 5 Bogor dan lulus pada tahun 1989.

Setelah lulus SMA ia sempat menempuh perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM). Namun karena aktivisme menentang Orde Baru, Budiman harus drop out dan dipenjara. Selepas dipenjara ia melanjutkan pendidikannya di Ilmu Politik Universitas London dan Master Hubungan Internasional di Universitas Cambridge, Inggris.

Karier dan Sepak Terjang Budiman Sudjatmiko

Budiman aktif dalam berbagai kegiatan diskusi dan organisasi sejak duduk di bangku SMP. Ia juga terlibat dalam gerakan mahasiswa saat berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM), namun Budiman tidak dapat menyelesaikan pendidikan di universitas tersebut. Ia kemudian terjun sebagai community organizer yang melakukan proses pemberdayaan politik, organisasi dan ekonomi di kalangan petani dan buruh perkebunan di sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur. Akibat kegiatannya ini pula, Budiman tidak sempat menyelesaikan kuliahnya.

Pada tahun 1996, Budiman mendeklarasikan PRD (Partai Rakyat Demokratik) yang kemudian menyebabkannya dirinya dipenjara oleh pemerintah Orde Baru dan divonis 13 tahun penjara, dan hanya dijalani selama tiga tahun, karena dianggap sebagai dalang insiden peristiwa 27 Juli 1996.

Peristiwa ini disebut juga Sabtu Kelabu, satu peristiwa penyerbuan kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia di Jl. Diponegoro, Jakarta. Pertikaian tersebut terjadi di antara para pendukung Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang telah pecah untuk memperebutkan kantor DPP mereka yang terletak di Jl. Diponegoro 58 Jakarta Pusat.

Setelah ada perlawanan dari pendukung PDI dan juga dari rakyat Jakarta yang mengakibatkan Jakarta terbakar pada 27 Juli. Akibatnya Budiman dituduh sebagai dalang karena dianggap mendalangi Mimbar Bebas selama satu bulan sebelumnya. Karena kemenangan gerakan demokrasi, Budiman hanya menjalani hukuman selama 3,5 tahun setelah diberi amnesti oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada 10 Desember 1999.

Setelah itu, Budiman melanjutkan studi ke Inggris dan kembali ke Indonesia pada akhir 2004. Ia kemudian bergabung dengan PDI Perjuangan, dan membentuk REPDEM (Relawan Perjuangan Demokrasi), sebuah organisasi sayap partai.

Sejak periode 2009—2019, Budiman menjabat sebagai anggota DPR RI dari PDI Perjuangan, mulai dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah VIII: Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap dan duduk di komisi II yang membidangi pemerintahan dalam negeri, otonomi daerah, aparatur negara, dan agraria; dan juga merupakan Wakil Ketua Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Desa.

Pada April 2012, Budiman meluncurkan buku “Anak-Anak Revolusi” yang menceritakan tentang perjalanan hidupnya untuk mencari jawaban dan memperjuangkan mimpinya. Ia juga menceritakan tentang dirinya saat dipenjara oleh pemerintahan Orde Baru.

Pada tanggal 11 September 2018, Budiman membentuk Inovator 4.0 Indonesia yang merupakan komunitas yang berisikan akademisi, peneliti, seniman, dokter, dan berbagai profesi lain yang bertujuan untuk memicu lompatan Indonesia menuju Revolusi Industri 4.0.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: