"Mungkin tidak lagi orang-orang yang ini narasumbernya. Mungkin dari praktisi memberitahu 'oh cara mengambil gambar ini seperti apa', 'oh visualisasi gambar harus dilihat dari sudut seperti ini', harus ada logo yang menunjukkan bahwa itu pontren, branding-branding-nya," jelas Barnas.
Adapun, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jawa Barat, Dedi Supandi, menyampaikan visi dan misi Provinsi Jawa Barat. Dari lima misi, poin keempat menjadi salah satu alasan digelarnya workshop 'Literasi Digital Pengelola Pesantren dan Lembaga Keagamaan Lain di Jawa Barat'.
Baca Juga: Jabar Siap Cetak Atlet Berprestasi Lewat Kratingdaeng Volleyball Gubernur Cup 2023
"Kita dan semua yang ada di sini, bagaimana mendukung di misi yang keempat yaitu meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi umat yang sejahtera dan adil melalui pemanfaatan teknologi digital dan kolaborasi dengan pusat-pusat inovasi serta pelaku pembangunan," jelas Dedi.
Misi tersebut harus bisa tercapai karena Jawa Barat punya banyak Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini bisa dilihat dari kondisi demograsi Jawa Barat. Dibandingkan dengan provinsi lain, Jawa Barat memiliki hampir 50 juta penduduk.
"Penduduk Korea Selatan 51 juta jiwa. Berarti penduduk Jawa Barat sama dengan satu negara. Belum lagi dibanding negara lain, Malaysia misalnya. Kita masih di atas Malaysia," katanya.
Dedi lantas membandingkan jumlah penduduk Jawa Barat dengan Jawa Timur. Dari data yang disampaikan, jumlah penduduk Jawa Timur hanya 34 juta jiwa. Namun, lanjutnya, Jawa Timur memiliki 38 kabupaten/kota.
"Jawa Barat memiliki penduduk hampir 50 juta jiwa, tapi jumlah kabupaten/kotanya ada 27. Permasalahannya sekarang, dana alokasi yang diberikan oleh pemerintah pusat, berbanding lurus dengan jumlah kabupaten/kota, bukan dengan jumlah penduduk," ungkapnya.
Untuk itu, di antara 38 kabupaten/kota di Jawa Timur dengan Jawa Barat yang terdiri atas 27 kabupaten/kota, jelas uang dari pemerintah pusat sebagai dana perimbangan keuangan kepada provinsi lebih besar Jawa Timur.
"Kalau dihitung-hitung selama lima tahun perbedaannya hampir di Rp15 triliun. Padahal jumlah penduduk yang harus dilayani, lebih banyak Jawa Barat. Sama juga terkait dengan jumlah pesantren," ujarnya.
Berdasarkan data dari Kementerian Agama, kata Dedi, Jawa Barat memiliki 12.086 pesantren. Jumlah tersebut merupakan pesantren yang terdaftar. Ditambah dengan yang belum terdaftar, jumlah pesantren di Jawa Barat bisa mencapai lebih dari 12.086.
"Jumlah pesantren di Jawa Barat dengan Jawa Timur lebih banyak mana? Lebih banyak Jawa Barat. Perbedaannya apa, di Jawa Timur pesantrennya sedikit, santrinya banyak. Dibanding Jawa Timur, jumlah santri di Jawa Barat relatif lebih sedikit," katanya.
Dengan kondisi tersebut, lanjut Dedi, pengetahuan terhadap literasi digital harus dikuasai Jawa Barat. Tanpa pengetahuan digital, ia menegaskan santri-santri di Jawa Barat pasti kalah dibandingkan provinsi lain.
Baca Juga: Selama 5 Tahun, Jabar Berhasil Cetak 1.828 Desa Mandiri
Dedi berharap, dengan kegiatan workshop 'Literasi Digital Pengelola Pesantren dan Lembaga Keagamaan Lain di Jawa Barat', SDM yang dididik di pesantren Jawa Barat akan lebih berkualitas dibanding provinsi lain.
"Tapi kitanya harus kolaborasi, saling ngobrol antarsatu pesantren dengan pesantren lainnya," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait:
Advertisement