Deklarasi Cawapres Ganjar Pranowo Tak Menunggu Langkah Koalisi Lain

Warta Ekonomi, Jakarta -

Plt. Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhamad Mardiono, menegaskan deklarasi lengkap pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) tidak bergantung pada manuver koalisi partai politik lain.

Mardiono menegaskan, banyak hal yang perlu dicermati dalam memutuskan pasangan bagi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 nanti. Dia sendiri mengaku pengusungan capres-cawapres diputuskan berdasarkan tingkat kemenangan pada saat pemungutan suara berlangsung.

Baca Juga: PPP Ikut Komentari Mimpi PDIP Satukan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024

"Lebih pastikan calon presiden dan wakil presiden nanti yang akan kita daftarkan ke KPU ini dipastikan ya 99% persen itu adalah menang, yang satu persen takdir Allah," kata Mardiono dalam diskusi bertajuk Ikhtiar Politik PPP 2024 Menjemput Kemenangan di Dion Senayan Park, Jakarta, Rabu (23/8/2023).

Dia pun mengeklaim, yang mencermati hal tersebut tidak hanya PPP sebagai partai pengusung Ganjar Pranowo, melainkan juga Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Perindo, dan Partai Hanura.

Mardiono juga mengatakan pasangan capres-cawapres akan disesuaikan dengan dinamika di lapangan. Pasalnya, dia mengakui seluruh partai pengusung Ganjar Pranowo tengah menyerap aspirasi rakyat terkait kepemimpinan yang dikehendaki.

"Semua dalam partai politik yang bergabung untuk kerja sama politik ini, ya masing-masing mencermati dinamika. Kemudian di lapangannya seperti apa, apa yang dikehendaki oleh rakyat, mayoritas saat ini dan lain sebagainya, kemudian baru kita akan mengambil keputusan itu," jelas Mardiono.

"Jadi bukan keputusan karena belum dibutuhkan untuk kita menunggu partai lain, itu sama sekali tidak," tambahnya.

Baca Juga: PPP Bantah Ada 'Ngotot-ngototan' Soal Penentuan Cawapres Ganjar Pranowo

Lebih lanjut, Mardiono mengakui para elite politik partai pengusung Ganjar Pranowo tengah merangkum seluruh aspirasi rakyat. Dalam hal ini, pandangan dari kalangan akademisi hingga tokoh agama juga menjadi salah satu pertimbangan.

"Jadi tidaklah juga hanya cukup didominasi oleh, semua keputusan itu, oleh elite-elite politik ini saja tetapi juga kita melakukan sebuah rangkuman-rangkuman yang lahir dari rakyat dari kalangan kalangan akademisi dan juga dari para tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh bangsa," tandasnya.