Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dana Asing Kembali Kabur dari RI, Tak Tanggung-tanggung Pekan ini Nilainya Rp4,51 Triliun

Dana Asing Kembali Kabur dari RI, Tak Tanggung-tanggung Pekan ini Nilainya Rp4,51 Triliun Petugas menghitung uang dolar AS di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (21/7/2022). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini melemah ke level Rp15.036 per USD, seiring dengan langkah kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang kembali mempertahankan suku bunga acuannya di level 3,50 persen. | Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pasar keuangan Indonesia kembali ditinggal kabur para investor asing di pekan keempat Agustus 2023. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, berdasarkan data transaksi 21– 24 Agustus 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik terjadi jual neto atau outflow Rp4,51 triliun.

"Itu terdiri dari jual neto Rp2,31 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp2,20 triliun di pasar saham," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono di Jakarta, Jumat (25/8/2023). Baca Juga: Pekan Ketiga Agustus, Dana Asing Ramai-ramai Angkat Kaki dari Indonesia

Dengan kondisi tersebut, maka selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen sampai dengan 24 Agustus 2023, nonresiden terjadi beli neto Rp85,83 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp0,63 triliun di pasar saham.

Di sisi lain, tingkat risiko berinvestasi atau Premi CDS  Indonesia 5 tahun per 24 Agustus 2023 tercatat sebesar 84,21 bps, turun dibandingkan per 18 Agustus 2023 sebesar 89,52 bps.

Sementara itu, Rupiah hari ini dibuka pada level (bid) Rp15.265 per dolar AS.  Posisi tersebut sedikit naik dibandingkan kemarin yang ditutup pada level (bid) Rp15.240 per dolar AS. Adapun Yield SBN 10 tahun turun ke 6,5%, dan YieldUST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 4,237%. Baca Juga: Bank Mandiri Yakin Dana Asing Kembali Masuk di Kuartal IV 2023, Ini Penyebabnya

"BI terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," kata Erwin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: