Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sering Pojokkan Sawit Nasional, PB HMI Minta Pemerintah Evaluasi Keberadaan Greenpeace Indonesia

Sering Pojokkan Sawit Nasional, PB HMI Minta Pemerintah Evaluasi Keberadaan Greenpeace Indonesia Kredit Foto: HMI

Senada, Wakil Ketua Umum Merah Putih Institue (MPI), M Jusrianto, menyebut keberadaan GPI sejauh ini tidak banyak memberikan dampak positif bagi ketahanan nasional.

Dia juga mempertanyakan dari mana sumber pendanaan (fund rising) yang membiayai seluruh kegiatan kampanye GPI.

Baca Juga: Siapkan Generasi Muda Petani Sawit Masa Depan, CPOPC Launching #YoungElaeis Ambassadors

Jusrianto mengatakan, sejak delapan tahun terakhir, dana miliaran rupiah yang didapatkan GPI tidak pernah dilaporkan dari mana sumbernya.

"Laporan keuangan GPI sejak tahun 2014-2022 tidak melampirkan sumber penerimaan penggalangan. Ini tentu sangat mencurigakan," ungkapnya.

Pria yang akrab disapa Jus itu lebih lanjut mengatakan, sejak tahun 2014, 2015, dan 2017-2019, terdapat aliran dana dalam bentuk hibah dari Greenpeace Internasional kepada GPI yang nilainya mencapai puluhan miliar rupiah.

"Hal ini secara tidak langsung menunjukan adanya keterkaitan baik langsung atau pun tidak langsung antara GPI dengan Greenpeace Internasional," katanya.

Di tengah ketidakterbukaan masalah dana, menurut Jus, GPI justru terus melakukan aktivitas-aktivitas yang nyata-nyata mengancam ketahanan nasional.

"LSM asing seperti GPI berpotensi membahayakan ketahanan nasional Indonesia," ucapnya.

Baca Juga: Miliki Kebun Kelas Satu, PalmCo Diyakini Mampu Kalahkan Perusahaan Sawit Terbesar di Asia

Untuk itu, ia mendesak pemerintah agar perlu mengambil sikap tegas seperti memblokir dana dan mengevaluasi keberadaannya.

Sebelumnya, Merah Putih Institute selaku organisasi pemuda Indonesia yang memiliki visi untuk membantu pemerintah dalam mengawasi keberadaan NGO/LSM asing di Indonesia telah gencar mengkritisi sumber pendanaan dan berbagai kegiatan yang merugikan Indonesia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: