Bursa kripto Binance dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk menarik layanannya dari Rusia. Pasalnya, Binance telah mendapatkan sanksi dari beberapa negara, termasuk Amerika Serikat.
Dilansir dari Cointelegraph, Selasa (29/8/2023), berdasarkan laporan dari The Wall Street Journal pada 28 Agustus, seorang juru bicara Binance mengatakan bahwa bursa tersebut sedang mempertimbangkan semua opsi terkait Rusia, termasuk keluar sepenuhnya.
Laporan tersebut datang setelah Binance menghapus beberapa lembaga keuangan Rusia yang dikenai sanksi dari opsi pembayaran yang tersedia di platform jual-beli langsungnya dan menambahkan pembatasan mata uang fiat untuk pengguna yang berbasis di Rusia.
Baca Juga: Mastercard dan Binance Akhiri Kemitraan Kartu Kripto di Amerika Latin
Selanjutnya, dua bursa kripto lain, Bybit dan OKX, dikabarkan mengikuti langkah Binance dengan menghapus beberapa bank Rusia dari daftar platform jual-beli langsung mereka. Bank sentral Rusia mengumumkan pada Agustus bahwa mereka berencana untuk mulai menguji operasi dengan Rubel digital, dengan tujuan agar Rubel digital dapat digunakan secara luas pada tahun 2027.
Sebagai bursa kripto global tanpa kantor pusat fisik, Binance telah beroperasi di banyak negara, tetapi menghadapi penolakan dari pihak berwenang terkait kegiatan-kegiatannya di Rusia.
Di AS, Binance dan CEO Binance Changpeng Zhao menghadapi gugatan yang diajukan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa (Securities and Exchange Commission/SEC) pada Juni 2023 lalu lantaran penawaran sekuritas yang tidak terdaftar. Departemen Kehakiman dilaporkan sedang menyelidiki bursa global tersebut atas dugaan pelanggaran sanksi AS sebagai efek jangka pendek setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Baca Juga: Biden Usulkan Aturan Pelaporan Pajak Kripto Baru, Komunitas Kripto Bereaksi Negatif
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement