Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Tengah Tren Penjualan Rokok Melemah, Analis Sebut GGRM Masih Jadi Saham Pilihan

Di Tengah Tren Penjualan Rokok Melemah, Analis Sebut GGRM Masih Jadi Saham Pilihan Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meskipun tren penjualan rokok mengalami penurunan, saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) masih tetap menarik untuk investor.

Nafan Aji, Senior Investment Information dari Mirae Asset Sekuritas, menyoroti sejumlah faktor yang membuat GGRM tetap menjadi salah satu saham pilihan di pasar saham.

Menurutnya, saham GGRM memiliki daya tarik yang signifikan, baik dari segi evaluasi maupun secara teknikal. Pada Agustus 2023, saham GGRM berhasil melonjak tajam sebesar 37,78% ke level Rp24.800. Saat ini, saham GGRM telah mengalami rebound sebesar 2,5%, yang menurut Nafan, merupakan sinyal positif.

Baca Juga: Dapat Kepastian Hukum, Pengusaha Rokok Elektrik Siap Kawal UU Kesehatan

“Dilihat dari polanya, sudah mulai mengalami kenaikan, walaupun masih di bawah rata-rata atau 20 moving average (MA). Sebetulnya GGRM ini, kalau sudah di atas 20 MA, maka akan terkoreksi di level Rp25.500,” jelas Nafan, dikutip dari kanal Youtube Mirae Asset Sekuritas pada Rabu (6/9/2023).

Selain itu, GGRM mencatatkan laba bersih yang mengesankan hingga semester I-2023, dengan pertumbuhan sebesar 243,9% secara tahunan (YoY) menjadi Rp3,28 triliun. Ini terjadi meskipun pendapatan perusahaan mengalami penurunan sebesar 9,43% (YoY) menjadi Rp55,85 triliun.

“Kalau kita bongkar laporan keuangan GGRM sendiri memang penurunan penjualan terbesar terjadi di penjualan sigaret kretek mesin (SKM) yang juga mengalami penurunan,” ujarnya.

Selain dari segi keuangan, sentimen positif datang dari masuknya kembali GGRM ke dalam indeks LQ45. Dalam rebalancing terbaru indeks LQ45, GGRM secara resmi masuk kembali sebagai salah satu top gainers indeks tersebut. Keputusan ini didukung oleh pemulihan kinerja perusahaan dan prospek ekonomi domestik yang masih positif mendukung bisnis.

Nafan mengungkapkan bahwa rebalancing indeks LQ45 ini akan diberlakukan secara efektif mulai Agustus 2023 hingga Januari 2024. Ia juga mengatakan masuknya saham GGRM di LQ45 akan berbuah positif.

Kinerja positif GGRM dan kembalinya saham ini ke dalam indeks LQ45 menjadikannya pilihan menarik bagi para investor yang mencari peluang investasi yang stabil dan berpotensi memberikan hasil yang menguntungkan, meskipun sektor rokok secara keseluruhan menghadapi tantangan.

“GGRM ini berpotensi akan menyumbang bobot sekitar 0,51% terhadap indeks, dengan free float sebesar 17,16%,” tambahnya lagi.

Baca Juga: Kesadaran Kesehatan Anak Muda Bikin Tren Produksi Rokok di Indonesia Terus Melemah

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: