Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kesadaran Kesehatan Anak Muda Bikin Tren Produksi Rokok di Indonesia Terus Melemah

Kesadaran Kesehatan Anak Muda Bikin Tren Produksi Rokok di Indonesia Terus Melemah Kredit Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Warta Ekonomi, Jakarta -

Data yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bea Cukai menunjukkan tren produksi rokok di Indonesia mengalami fluktuasi yang signifikan sejak tahun 2017. Hingga pertengahan tahun 2023, angka produksi rokok terus mengalami penurunan yang mengkhawatirkan.

Adityo Nugroho, anggota Tim Informasi Investasi dari Mirae Asset Sekuritas, menjelaskan bahwa penurunan produksi rokok ini disebabkan oleh meningkatnya kesadaran kesehatan, terutama di kalangan generasi muda, terhadap bahaya merokok.

Semakin banyak individu yang memahami dampak buruk merokok terhadap kesehatan mereka, sehingga mereka memilih untuk mengurangi atau bahkan berhenti merokok.

Baca Juga: Kenaikan Cukai Rokok Dinilai Tak Efektif Turunkan Angka Perokok

“Kalau dulu sekolah enggak ngerokok tuh di-bully, sekarang mungkin sudah banyak anak muda yang semakin menyadari terhadap kesehatan, sehingga sudah tidak ngerokok, bagus,” jelas Adityo, dikutip dari kanal Youtube Mirae Asset Sekuritas pada Rabu (6/9/2023).

Tren penurunan produksi rokok ini bukan hanya memengaruhi produsen rokok, tetapi juga berdampak pada penerimaan cukai negara.

“Tapi, kalau untuk industri rokoknya itu memang jadi kurang bagus. Ke depannya akan tren menurun, itulah kenapa jadi sedikit dilematis buat pemerintah jika terus naikkin cukainya. Tujuannya bagus untuk mengurangi rokok, tapi penerimaan negara bisa berkurang,” tambahnya lagi. 

Hingga semester pertama tahun 2023, penerimaan cukai dari hasil tembakau mengalami penurunan signifikan sebesar 12,6% dibandingkan tahun sebelumnya, turun dari Rp117 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp102 triliun pada tahun 2023.

Kondisi ini menimbulkan dilema bagi pemerintah karena target penerimaan cukai rokok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih jauh dari target.

“Target penerimaan cukai rokok yang ada dalam APBN mencapai Rp232 triliun. Jadi, ini yang masih sangat jauh dari realisasi penerimaan yang ada saat ini,” ujarnya.

Selain itu, penjualan rokok dari salah satu perusahaan rokok terkemuka di Indonesia, PT HM Sampoerna Tbk, mencatatkan penurunan penjualan sebesar 4,1% (yoy) atau sekitar 40,5 miliar batang pada semester pertama 2023. Hal ini mencerminkan dampak dari penurunan konsumsi rokok di kalangan masyarakat.

“Meningkatnya kesadaran tentang bahaya merokok dan perubahan perilaku yang mendukung gaya hidup lebih sehat telah mengubah tren produksi dan konsumsi rokok di Indonesia,” terang Adityo.

Baca Juga: Dapat Kepastian Hukum, Pengusaha Rokok Elektrik Siap Kawal UU Kesehatan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: