Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Demi Kurangi Polusi Udara Tata Ruang Industri Dinilai Harus Diperbaiki

Demi Kurangi Polusi Udara Tata Ruang Industri Dinilai Harus Diperbaiki Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Komisi VII DPR RI Andi Yuliani Paris, mengatakan penyebab buruknya kualitas udara di Jakarta dikarenakan industri dan pemukiman yang tidak memiliki tata ruang yang baik.

“Tidak ada sanksi bagi penyelenggara yang tidak mampu menjalankan rencana tata ruang. Sekitar Bekasi, contohnya daerah-daerah industri kecil-kecil, tetapi mereka juga menggunakan solar, menggunakan pembangkit yang kecil tetapi juga ada batu bara,” ucapnya.

Sebagai solusi, Andi mengimbau kepada para kepala daerah di sekitar Jakarta, seperti Bekasi, Karawang, dan Cikarang, untuk duduk bersama dengan Gubernur DKI Jakarta, Gubernur Banten, dan Gubernur Jawa Barat untuk memetakan wilayah industri dan memperbaiki tata ruangnya.

Baca Juga: DPR Minta Pemerintah Tindak Tegas Industri Bandel Penyebab Polusi Udara

“Perlu duduk bersama antara ketiga Gubernur ini, Gubernur DKI Jakarta, Gubernur Banten dan Gubernur Jawa Barat untuk memetakan wilayah-wilayah industri dan juga tata ruangnya juga diperbaiki,” katanya.

Andi mengungkapkan bahwa aktivitas industri kecil tersebut dapat menghasilkan polutan yang berkontribusi pada polusi udara layaknya sektor transportasi.

Baca Juga: Transportasi Jadi Biang Kerok Polusi Jakarta, Segini Total Emisi dari Kendaraan di Ibu Kota

“Dan ini juga punya kontribusi, walaupun transportasi juga memberikan kontribusi. Nah, kita tahu bahwa transportasi di Kota Jakarta ini banyak kendaraan motor roda dua, yang mayoritas bisa dikatakan 100% menggunakan pertalite, yang RON-nya lebih rendah dibandingkan dengan Pertamax. Artinya, pertalite belum bisa dikategorikan Clean Energy,” ujarnya.

Andi juga beranggapan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Suralaya, Banten bukan faktor utama penyebab polusi. Andi menilai PLTU tersebut telah menggunakan teknologi untuk menyaring polutan hasil pembakaran batu bara. Seperti halnya, pemasangan Electrostatic Precipitator (ESP) serta alat pemantau emisi Continuous Emission Monitoring System (CEMS). 

“PLTU Suralaya telah menggunakan teknologi yang mampu menyaring partikel-partikel yang berpotensi menjadi polutan,” kata Andi Yuliani.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: