Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Transformasi Panorama Group: Lahir di Garasi hingga Jadi Agen Travel Terbesar di Indonesia

Transformasi Panorama Group: Lahir di Garasi hingga Jadi Agen Travel Terbesar di Indonesia Kredit Foto: Panorama Group
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kini Panorama Group, agen travel terbesar di Indonesia, memasuki umur 51 tahun. Perjalanan panjang ini dimulai dari mimpi sederhana yang ditekuni dengan konsistensi seseorang bernama Adhi Tirtawisata.

Adhi Tirtawisata memiliki ketertarikan yang besar terhadap dunia pariwisata. Salah satu putranya, Budi Tirtawisata yang kini menjadi CEO Panorama Group, menuturkan cerita pendirian perusahaan travel ini.

“Ayah saya ini sekolah hukum, tapi ketika masa mudanya beliau seorang aktivis di kepanduan yang sekarang pramuka namanya. Setelah sekolah hukum, keterpanggilan dia di sektor pariwisata begitu besar,” tutur Budi, dikutip dari kanal Youtube Dr Indrawan Nugroho pada Rabu (13/9/2023).

Baca Juga: Gelar Halal Traveler Club, Cheria Holiday Ajak Milenial Keliling Dunia Gratis

Walaupun memiliki latar belakang pendidikan sekolah hukum, Adhi Tirtawisata tetap menyalurkan minatnya di bidang pariwisata. Dia beralih profesi dari seorang pengacara muda, kemudian bekerja di sebuah perusahaan tour and travel, Asia Express, yang kini bisnisnya sudah tutup.

Setelah beberapa lama merasakan pengalaman bekerja di biro perjalanan wisata, pada 1972, Adhi memutuskan untuk mendirikan travel sendiri yang kini bernama Panorama Group.

“Dulu asal muasalnya di sebuah garasi rumah. Jadi, Panorama itu berawal di garasi rumah kami dengan staf hanya satu atau dua orang pada saat itu,” jelas Budi.

Budi mengatakan bahwa Panorama Group mengalami berbagai fase perkembangan. Awalnya, perusahaan ini mengalami fase pionering dari 1972 hingga 1990-an. Pada fase ini, Panorama Group berusaha keras untuk mengukuhkan posisinya di industri pariwisata.

Fase berikutnya adalah masa transformasi. Budi mengatakan, di fase tersebut keadaan keluarganya sudah mulai berubah karena saudara-saudara kandungnya, termasuk dirinya, sudah beranjak ke pendidikan yang lebih tinggi. Panorama pun mulai mantap untuk menjadi perusahaan profesional agar lebih kuat dan terintegrasi.

“Saya kira di masa transformasi itu kita melihat banyak sekali potensi yang besar di pariwisata ini. Kita juga menjalin dan membina tenaga internal kita, baik dari pihak keluarga maupun di luar keluarga. Lalu, kita membuat ekosistem di tahun 1999,” tambahnya lagi.

Bahkan pada 2001, Panorama memutuskan untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) yang menandakan bahwa perusahaan ini bukan lagi perusahaan keluarga, tetapi sudah menjadi perusahaan publik yang profesional.

Pada tahun 2010, Panorama Group memasuki era globalisasi, di mana mereka menjalin kemitraan dengan pelaku pariwisata global untuk memperluas bisnis mereka. Namun, tantangan terbesar datang pada tahun 2020, ketika pandemi Covid-19 melanda dunia.

“Selama pandemi, kita harus mulai melakukan beberapa terobosan-terobosan baru,” tegas Budi.

Baca Juga: Travelling Anti-Mainstream di Jepang Tanpa Khawatir Dompet Kering? Possible Kok!

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: