Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kaesang Tak Gabung PDIP Malah ke PSI, Pengamat: Jokowi Sudah Tahu Risikonya

Kaesang Tak Gabung PDIP Malah ke PSI, Pengamat: Jokowi Sudah Tahu Risikonya Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat politik Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting menilai bergabungnya putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep ke Partai Solidaritas Indonesia adalah bukti bahwa Jokowi sudah tidak nyaman lagi di PDIP.

Ia menilai, pilihan Kaesang terjun ke politik bukan lewat PDIP, malah justru gabung ke PSI mengandung pesan politik dari Jokowi.

"Kaesang ke PSI merupakan sikap politik Jokowi jelang lengser dari kursi presiden. Mungkin Jokowi merasa tidak nyaman berada di PDIP," kata Selamat.

Ia lalu membandingkan dengan nasib mantan presiden seperti SBY dan Megawati yang masih bisa punya kendali kekuasaan di partai politik.

"PDIP masih dikuasai Mega, Jokowi perlu sebuah partai jadi tempat berlabuh usai lengser," tandasnya.

Selamat menilai sudah terbaca kalau Jokowi sudah menyiapkan kendaraan politik, yakni PSI usai lengser dari kursi kepresidenan.

Selamat menegaskan masuknya Kaesang ke PSI membuat PDIP tak nyaman. Sementara itu, di AD/ART PDIP menegaskan tak boleh dalam satu keluarga berbeda-beda partai.

"Apakah Jokowi tidak tahu hal tersebut? Pasti tahu. Ketentuan itu ada di AD/ART PDIP nomor 25a. Jadi Jokowi sudah tahu risikonya bisa dipecat,” terangnya.

Hal itu diperlihatkan dengan pengalaman Gubernur Maluku Murad Ismail yang dicopot sebagai Ketua DPD PDIP Maluku dan langsung dipecat, karena istrinya menjadi calon legislatif dari Partai Amanat Nasional (PAN).

"Kita tunggu saja, apakah PDIP berani memecat Jokowi serta anaknya Gibran dan mungkin juga menantunya Boby," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: