Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Siapkan 3 Insentif untuk Hilirisasi Batu Bara

Pemerintah Siapkan 3 Insentif untuk Hilirisasi Batu Bara Kredit Foto: IST
Warta Ekonomi, Jakarta -

Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara, Bambang Suswantono, mengatakan, pemerintah telah menyediakan paket insentif bagi program hilirisasi mineral dan batu bara.

Bambang mengatakan, tiga insentif di antaranya pengurangan tarif royalti batu bara khusus untuk gasifikasi batu bara hingga 0% dan pengaturan harga batu bara khusus untuk meningkatkan nilai tambah (gasifikasi) di mulut tambang.

"Serta masa berlaku Izin Usaha Pertambangan (IUP) batu bara khusus pada batu bara untuk gasifikasi diberikan sesuai umur ekonomis industri gasifikasi batu bara,” ujar Bambang dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (28/9/2023). 

Baca Juga: Indonesia Alami Peningakatan Emisi Batu Bara Terbesar Dibandingkan Negara G20

Bambang mengatakan, kemudahan ini merupakan bagian dari strategi pemanfaatan batu bara di masa depan dalam rangka mendukung program pengurangan emisi karbon dengan mengoptimalkan pemanfaatan batu bara dalam negeri melalui penerapan teknologi ramah lingkungan (Clean Coal Technology) hingga tahun 2045.

Selain itu, batu bara dapat diolah menjadi produk turunan, baik sebagai bahan baku industri maupun sumber energi seperti Dimethyl Ether (DME), Methanol, Synthetic Gas, Hidrogen dan Amonia. Saat ini, beberapa industri hilir batubara telah selesai dibangun, yaitu briket batu bara, pembuatan kokas, dan upgrading batu bara.

“Pengembangan proyek hilirisasi batu bara juga menghadapi beragam tantangan inovasi teknologi, biaya investasi, dan isu lingkungan," ujarnya. 

Lanjutnya, kemampuan inovasi dan teknologi hilirisasi batu bara masih bergantung pada teknologi impor. Biaya investasi modal memiliki risiko finansial yang besar. 

Ia menyebut, dukungan insentif dan regulasi sangat diperlukan untuk mendukung kelayakan ekonomi  proyek. Isu lingkungan terkait pengurangan emisi CO2 perlu diantisipasi melalui penerapan teknologi batu bara bersih, seperti Carbon Capture and Storage (CCS), Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS), Integrated Gasification Combined Cycle (IGCC). 

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan, Septian Hario Seto, menjelaskan, negara barat melalui program Just Energy Transition Partnership (JETP) berencana memberikan bantuan sebesar US$20 miliar untuk membantu Indonesia mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. 

“Namun rencana investasi tersebut masih ditunda kareana negara barat lebih tertarik untuk mendanai proyek-proyek energi terbarukan komersial,” ujar Septian.

Baca Juga: MHU Raih Penghargaan ASEAN Coal Awards 2023 Kategori Pertambangan Batu Bara Skala Besar

Sebelumnya, Indonesia telah sepakat untuk membatasi emisi karbon sektor ketenagalistrikan sebesar 290 juta metrik ton pada tahun 2030. Ini menyusul komitmen negara barat yang dipimpin Amerika Serikat dan Jepang untuk memberikan dukungan keuangan melalui perpaduan investasi ekuitas, hibah, dan pinjaman lunak.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Yohanna Valerie Immanuella

Advertisement

Bagikan Artikel: