Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

TPST RDF Cilacap Mengubah Sampah dari Sumber Masalah Jadi Sumber Energi Terbarukan

TPST RDF Cilacap Mengubah Sampah dari Sumber Masalah Jadi Sumber Energi Terbarukan Kredit Foto: Lestari Ningsih
Warta Ekonomi, Cilacap -

Sampah menjadi masalah pelik yang dihadapi masyarakat Indonesia dan dunia. Pemerintah Kabupaten Cilacap mengamini bahwa produksi sampah terus mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya populasi, tak terkecuali di Cilacap, Jawa Tengah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Cilacap, Sri Murniyati, menyampaikan bahwa potensi sampah secara keseluruhan untuk Kabupaten Cilacap mencapai 950 ton per hari yang terdiri atas berbagai jenis sampah, mulai dari sampah organik hingga sampah plastik. Jika masalah tersebut tak segera diatasi, sampah dapat menjadi sumber masalah baru di lingkungan masyarakat.

"Kabupaten Cilacap juga mempunyai permasalahan itu, sampah terus meningkat dan diprediksi lahan pembuangan sampah (TPA) akan penuh sehingga kami butuh perluasan lahan untuk TPA hingga 1,1 hektare per tahun. Lahan TPA yang penuh sampah akan mengganggu kenyamanan masyarakat," tegas Murni kepada media di Cilacap, Rabu, 27 September 2023.

Baca Juga: Aktivis Sampah dan TNI Tempuh 3.141 Km dari Sabang ke Jakarta

Dibutuhkan inisiatif dan kolaborasi untuk dapat mengatasi permasalahan sampah tersebut, salah satunya melalui pembangunan fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) di TPST Jeruklegi, Cilacap, Jawa Tengah. Murni menjelaskan, fasilitas RDF tersebut merupakan fasilitas pengelolaan sampah terpadu dan merupakan inisiasi yang dibangun Pemkab Cilacap bersama PT Holcim yang kini dikenal sebagai PT Solusi Bangun Indonesia (SBI).

"Potensi dan komposisi sampah di Cilacap selalu meningkat setiap tahun. Seperti yang kita tahu, sampah plastik lebih lama terurai dan dapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu, fasilitas TPST RDF ini menjadi solusi," tambahnya. 

Melalui teknologi RDF, sampah dapat dikelola menjadi energi biomassa yang dapat digunakan sebagai sumber energi baru terbarukan (EBT) untuk menggantikan batu bara pada proses pembakaran di pabrik industri semen dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Fasilitas RDF Jeruk Lebih dibangun di atas lahan seluas 3 hektare pada tahun 2020 lalu.

Fasilitas tersebut memiliki kapasitas total produksi pengelolaan sampah sebesar 200 ton per hari. Memasuki tahun keempat pengoperasiannya, TPST RDF Cilacap mampu mengelola sampah hingga 160 ton per hari. Optimalisasi peningkatan kapasitas terus dilakukan untuk mencapai batas maksimal. Dari total sampah yang masuk ke TPST Cilacap, 40% atau sebesar 64 ton di antaranya berhasil diubah menjadi produk RDF yang bernilai ekonomi.

"Untuk mengoptimalkan kapasitas, kami akan terus melakukan pengembangan dan harapannya akan makin banyak material sampah yang bisa menjadi produk RDF," tegas Murni lagi.

Dalam kesempatan tersebut, Murni menegaskan pentingnya kolaborasi dengan pihak lain dalam pemanfaatan produk RDF. Sebab, jelas Murni, keberlanjutan pengolahan sampah menjadi RDF sangat bergantung dengan adanya pihak yang menjadi off taker, salah satunya adalah PT SBI.

"Sampah yang sudah terkumpul, terpilah, dan diolah jadi bahan bakar akan percuma jika tidak ada yang menggunakan dan akan menjadi sampah lagi. Jadi, keterlibatan semua pihak sangat dibutuhkan dalam hal ini," lanjutnya.

Penulis: Cahyo Prayogo

Baca Juga: Maraknya Kebakaran TPA Sampah Nodai World Cleanup Day

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: