Tingkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan, Ditjen Aptika dan KTKI Lakukan Literasi Digital bagi Konsil Kefarmasian
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Ditjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI) memberikan pembinaan mengenai literasi digital kepada Konsil Kefarmasian untuk menjaga dan meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Hal ini diharapkan agar tenaga medis dan tenaga kesehatan kerap memberikan perlindungan dan kepastian hukum untuk masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan.
“Berdasarkan UU No. 17 tahun 2023 tentang Kesehatan pasal 268, tenaga medis dan tenaga kesehatan wajib diberikan pembinaan untuk tingkatkan mutu dan kompetensi, khususnya tentang literasi digital. Itu berikan agar para nakes dan tenaga medis dapat tetap melindungi penerima layanan kesehatan dan masyarakat atas tindakan yang telah dilakukan,” ucap Ketua KTKI, Amirudin Supartono dalam sambutannya pada kegiatan Literasi Digital Sektor Pemerintahan kepada Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia di Kota Bogor baru- baru ini.
Direktur Pemberdayaan Informatika, Bonifasius Pudjianto mengatakan bahwa di era transformasi digital ini membawa perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang pelayanan publik. “Oleh karena itu, pemahaman tentang literasi digital menjadi sangat penting, terutama bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan yang bertugas sebagai pelayanan publik.”
Sementara itu Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Sofian Lusa berpendapat dalam pembinaan literasi digital ini, tenaga medis dan tenaga kesehatan harus menguasai kecakapan digital untuk dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi digital dalam pekerjaan mereka. “Peningkatan kecakapan digital secara individu melalui lifelong learning menjadi kunci yang harus dimiliki oleh tenaga kesehatan dan tenaga medis agar mampu memanfaatkan teknologi untuk memberikan layanan kesehatan secara profesional untuk masyarakat sebagai penerima layanan kesehatan.”
Di sisis lain menurut Anggota Dewan Pengawas dan Anggota Pendidik pada IASII dan IATI Hari Singgih Nugroho, Transformasi digital akan membawa dampak pada perubahan keamanan dan keselamatan pemanfaatan fasilitas digital dan harus diantisipasi oleh nakes dan tenaga medis.
“Di era transformasi digital ini ada manfaat dan ada resiko, tinggal ada dimana posisi kita berada. Oleh karena itu kita harus mempelajari terus apa itu analisa resiko untuk mengetahui apa saja yang ada di sekitar kita untuk perlu diatur agar dapat menghindari resiko yang kemungkinan akan terjadi,” ucap Hari.
Peran individu dalam keamanan digital, lanjut Hari, harus dapat memahami manfaat dan resiko untuk meningkatkan kewaspadaan agar tidak terjebak pada masalah yang tidak dipahami. Perlu tindakan analisa tersendiri untuk memahami resiko dan melakukan tindakan preventif untuk mengatasi kemungkinan resiko yang terjadi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi
Advertisement