Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas (ratas) bersama jajarannya membahas persoalan yang terkait dengan dampak fenomena El Nino di Tanah Air, di Istana Merdeka.
"Presiden meminta seluruh Kementerian/Lembaga (K/L) bekerja sama untuk mengatasinya," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, dikutip Rabu (4/10/2023).
Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani mengatakan, Jokowi menginstruksikan kepada dirinya untuk menyediakan anggaran tambahan APBN.
Baca Juga: Mitigasi Dampak El Nino, Presiden Jokowi Minta Menteri-menterinya Siapkan Jurus Jitu
Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama TNI dan Polri melakukan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) hujan buatan di wilayah yang sudah rawan kekeringan dan kebakaran, melakukan monitoring dan pendisiplinan penanganan lapangan.
"Pak [Menteri PUPR] Basuki [Hadimuljono] melaporkan kondisi persediaan air di seluruh waduk, bendungan, embung," ungkap Sri Mulyani.
Kemudian, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto melaporkan persediaan pangan, terutama beras, yang dipastikan cukup hingga tahun depan untuk antisipasi kekeringan yang terjadi.
"Presiden menginstruksikan bantuan sosial beras 10 kg per bulan untuk 21 juta keluarga penerima bantuan selama empat bulan, dari September hingga Desember 2023," sambung Sri Mulyani.
Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan bahwa fenomena El Nino ini mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. Sehingga menyebabkan terjadinya kekeringan, kebakaran lahan gambut atau hutan, ancaman kesehatan dan kegagalan panen, kenaikan harga pangan dan menurunnya kesejahteraan rakyat.
"Presiden meminta seluruh K/L serta pemerintah daerah fokus mengatasi fenomena alam yang luar biasa ini. Tidak boleh dan tidak mungkin ada K/L dan Pemda yang bekerja sendiri-sendiri," tegasnya.
Terakhir, Sri Mulyani menambahkan bahwa Indonesia sebelumnya telah berpengalaman dan berhasil menghadapi El Nino pada tahun 2015 dan 2019. Sehingga, saat ini harus siap dan belajar dari keberhasilan yang lalu.
"Banyak negara mengalami kekeringan luar biasa dan kebakaran hutan hebat seperti di Amerika Serikat, Australia, Eropa. Negara hadir untuk melindungi rakyat dari akibat perubahan cuaca dan iklim. Indonesia Insyallah bisa," tutupnya.
Baca Juga: Sri Mulyani Ditakuti Pejabat Daerah, Mendagri Tito: Mereka Takut Dipotong...
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement