Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Bagi-bagi Rice Cooker Gratis Saat Gelorakan Kurangi Makan Nasi, Pakar: Kurang Koordinasi

Pemerintah Bagi-bagi Rice Cooker Gratis Saat Gelorakan Kurangi Makan Nasi, Pakar: Kurang Koordinasi Pengamat Kebijakan Publik, Achmad Nur Hidayat. | Kredit Foto: YouTube.

“Kalau kita bicara ingin diversifikasi beras, maka masyarakat ini dimudahkanlah memasak sorgum ubi, singkong, jagung, kalau kemudian di ESDM bagi-bagi rice cooker sementara Mendagri dan Pemda ingin diversivikasi kan jadi g ketemu, orang-orang miskin yang nggak bisa beli beras kemudian dia mencoba diversifikasi dengan ubi misalkan, kan nggak bisa jadinya rice cooker itu,” jelasnya.

“Itu 347 M, itu kan bisa untuk subsidi beras ke petani. Jadi ini tidak akurat, tidak konsisten, dan saling bertentangan satu sama lain,” tambahnya.

Baca Juga: Ikuti Perintah Jokowi, Erick Thohir Enggak Segan Menindak Tegas Penimbun Beras

Achmad mengungkapkan jika ada koordinasi yang bagus antar kementerian, sehaursnya bagi-bagi rice Cooker gratis dibatalkan dan dialihkan kepada hal lain yang lebih bermanfaat.

“Itu kenapa kalau ada koordinasi di antara kementerian lembaga ini, seharusnya ide memberikan rice cooker cuma-cuma dibatalkan, dialokasikan ke yang lebih bermanfaat, ini jelas-jelas karena tidak ada koordinasi makanya ide ini muncul lagi dan sekarang ini ada Peraturan menterinya (Permen),” ungkapnya.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menerbitkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023 tentang Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik Bagi Rumah Tangga.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jisman P Hutajulu mengatakan, program pemberian AML di tahun 2023 merupakan insentif kepada rumah tangga yang memenuhi kriteria tertentu.

Baca Juga: Hindari Ketergantungan pada Beras, Mendagri Dorong Masyarakat Lakukan Diversifikasi Pangan

"Tujuan program ini adalah menjamin akses energi bersih yang terjangkau, andal, dan berkelanjutan. Selain itu, program ini bertujuan mengurangi impor LPG yang digunakan untuk memasak, meningkatkan konsumsi listrik per kapita, serta mendukung teknologi memasak yang lebih bersih," ujar Jisman dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (9/10/2023).

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: