Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PLN Produksi Green Hydrogen 100 Persen dari EBT Kapasitas 51 Ton Per Tahun

PLN Produksi Green Hydrogen 100 Persen dari EBT Kapasitas 51 Ton Per Tahun Kredit Foto: PLN
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Nusantara Power (PLN NP) meresmikan Green Hydrogen Plant (GHP) pertama di Indonesia yang berlokasi di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang, Pluit.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan GHP ini 100 persen bersumber dari Energi Baru Terbarukan (EBT) dan mampu memproduksi 51 ton hidrogen per tahun.

Sebagaimana diketahui, green hydrogen merupakan sumber energi bersih yang hanya mengeluarkan uap air dan tidak meninggalkan residu di udara atau menambah emisi karbon gas rumah kaca.  

Darmawan menyebut, GHP ini merupakan hasil inovasi yang terus dilakukan PLN dalam menjawab tantangan transisi energi. Salah satu kegunaan hidrogen adalah untuk bahan bakar transportasi. 

Baca Juga: Teken MoU, PLN Siap Pasok Kawasan Industri untuk Pengembangan Green Hydrogen dan Green Ammonia

Menurutnya, era masa depan transportasi tak hanya bergerak ke arah listrik namun juga ke arah hidrogen. Maka, PLN sebagai pemain kunci dalam transisi energi terus berpacu dalam menyediakan energi bersih bagi masyarakat.

"Ini merupakan wujud nyata dari kolaborasi bersama Kementerian ESDM. Karya Inovasi ini kami lakukan dalam menjawab transisi energi. Memaksimalkan existing facility yang ada di PLTGU Muara Karang, kemudian kami lakukan inovasi dengan memanfaatkan 100% EBT menjadi green hydrogen," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (11/10/2023) 

Darmawan mengatakan,GHP besutan PLN Nusantara Power diproduksi dengan menggunakan sumber dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang terdapat di area PLTGU Muara Karang. 

Selain dihasilkan dari PLTS yang terpasang, hidrogen hijau ini juga berasal dari pembelian Renewable Energy Certificate (REC) yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang. 

Dari total produksi hidrogen 51 ton per tahun, sebesar 43 ton dapat dimanfaatkan untuk 147 mobil menempuh jarak 100 km setiap hari. 

“Jika saat ini emisi 10 kilometer kendaraan BBM sebesar 2,4 kg CO2, maka dengan menggunakan green hydrogen yang emisinya nol, artinya bisa menghindarkan emisi sebesar 1.920 ton CO2e per tahun,” ucapnya. 

Selain untuk kendaraan, hidrogen ini juga dapat dimanfaatkan pada sektor industri seperti pembuatan baja, produksi beton, serta pembuatan bahan kimia dan pupuk. 

Sementara itu, Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah, menyampaikan arah perusahaan dalam produksi gas yang ramah lingkungan ini. 

"Pengembangan hidrogen hijau menjadi salah satu alternatif dalam usaha bersama mengurangi gas rumah kaca. Peresmian hidrogen hijau pertama di Indonesia ini kami harapkan dapat menjadi pionir dan memunculkan banyak hidrogen hijau di penjuru nusantara," ucapnya. 

Pemanfaatan hidrogen hijau ini akan memudahkan berbagai sektor industri yang sulit dielektrifikasi seperti industri baja, penerbangan, kendaraan berat, dan perkapalan.

"GHP di UP Muara Karang ini adalah sebuah starting point. Ke depan, kami berencana untuk mereplikasi ke pembangkit PLN Nusantara Power yang memiliki hydrogen plant di pulau Jawa. Sehingga potensi yang dihasilkan akan mencapai sekitar 150 ton per tahun," tambah Ruly.

Baca Juga: PLN Miliki Cara Paling Cepat Hasilkan Green Hydrogen

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: