Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Satu Orang Warga Tewas di Bentrok Seruyan, Ahmad Sahroni: Usut Dengan Transparan, Nama Polda Kalteng Dipertaruhkan!

Satu Orang Warga Tewas di Bentrok Seruyan, Ahmad Sahroni: Usut Dengan Transparan, Nama Polda Kalteng Dipertaruhkan! Kredit Foto: DPR
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bentrokan aparat kepolisian dengan warga di perkebunan sawit PT Hamparan Masawit Bangun Persana 1 di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, menewaskan satu orang yang diduga terkena tembakan. Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Erlan Munaji mengatakan, pihaknya tengah melakukan investigasi soal hal ini. Karena menurut keterangannya, aparat di lapangan tidak dibekali peluru tajam.

Informasi kematian seorang warga pada insiden tersebut pun sampai pada telinga Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. Politikus NasDem tersebut pun langsung meminta Kapolda Kalteng untuk segera menginvestigasi kasus ini.

“Sampai sekarang kan belum jelas asal muasal peluru ini. Tapi yang kita tahu, yang punya akses senjata api itukan aparat. Jadi agar tidak terjebak dalam situasi duga menduga berkepanjangan, lebih baik Pak Kapolda Kalteng langsung turun tangan handle investigasi kasus ini dengan terang benderang, karena nama baik institusinya dipertaruhkan,” ujar Sahroni dalam keterangan (11/10).

Karena dari banyak kasus yang pernah terjadi, banyak terungkap bahwa beberapa oknum aparat bertindak atas kehendaknya sendiri. Untuk itu, dirinya ingin pihak kepolisian melakukan pendalaman terlebih dahulu dan tidak terburu-buru mengeluarkan pernyataan.

“Karena dari yang sudah-sudah, walaupun persiapan dan instruksi sudah jelas, tapi terkadang masih terdapat oknum aparat yang bertindak di luar kendali saat di lapangan. Untuk itu, saya minta pihak kepolisian tidak gegabah keluarkan pernyataan, selidiki dulu saja secara maksimal,” tambah Sahroni.

Terakhir, Komisi III berpesan kepada seluruh jajaran kepolisian di seluruh daerah, agar tetap mengedepankan pendekatan humanis saat meredam aksi massa. Karena bagaimana pun situasinya, mereka tetap masyarakat Indonesia yang harus diayomi.

“Situasi di lapangan ini kan dinamis, banyak hal-hal bisa terjadi. Tapi bagi aparat, tidak boleh ada kata ‘lepas kendali’, harus tetap humanis dan bertindak sesuai SOP,” demikian Sahroni.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: