Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemeko PMK Tekankan Daerah agar Kuatkan Ekosistem Kemitraan Vokasi

Kemeko PMK Tekankan Daerah agar Kuatkan Ekosistem Kemitraan Vokasi Kredit Foto: Kemenko PMK
Warta Ekonomi, Jakarta -

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK, Warsito, yang juga Ketua Pelaksana Tim Koordinasi Nasional Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi (TKNV) menyatakan bahwa TKDV Aceh harus segera menyusun strategi vokasi daerah menjalankan Peraturan Presiden 68 Tahun 2022 dan Permenko PMK 6/2022.

Ia menegaskan pentingnya membangun ekosistem kemitraan dengan dunia usaha dan dunia industri. Hal ini diperlukan agar proses penciptaan SDM unggul dapat terintegrasi dan melekat dalam satu tujuan.

Hal itu disampaikan Warsito saat menjadi pembicara kunci pada peluncuran dan diskusi publik program penguatan ekosistem kemitraan untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah di Aceh pada Senin (16/10/2023).

Baca Juga: Kemenko Perekonomian Beber Peran Strategis Kerja Sama Ekonomi Multilateral OECD terhadap KEK Mandalika

Warsito menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pemerintah Provinsi Aceh dalam merespons adanya Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah.

Empat komponen utama zonasi vokasi harus dilakukan secara selaras, yaitu potensi sumber daya ekonomi daerah, pendidikan vokasi, pelatihan vokasi, dan arah kebijakan pengembangan daerah. Ia menambahkan kegiatan ini memiliki arti penting untuk memastikan ekosistem kemitraan antara satuan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi dengan stakeholder terkait sesuai dengan pengembangan industri dan potensi daerah.

Penguatan ekosistem kemitraan berorientasi untuk menumbuhkan inovasi berbasis potensi daerah melalui kemitraan strategis sehingga dapat  memperkuat daya saing ekonomi Indonesia.

“Program pendidikan vokasi sistem ganda dapat mencontoh Negera Jerman, kesempatan untuk praktek atau magang di industri selama sekitar 70% dari total masa pendidikan dan 30% mendapatkan pelajaran atau mata kuliah teori di sekolah vokasi. Pelaksanaan Ausbildung mensyaratkan adanya komitmen kemitraan yang erat antara satuan pendidikan vokasi dengan industri di daerah, sehingga setiap satu daerah dengan daerah lainnya punya corak khas yang berbeda,” ujar Warsito dikutip dalam keterangan pers, Senin (16/10/2023).

Warsito menekankan pentingnya untuk memiliki kekhasan dan perbedaan berdasarkan potensi bangsa dengan potensi kekhasan daerah salah satunya dengan keterampilan berwirausaha. "Ketika berbicara tentang definisi vokasi melekat di dalamnya selain keterampilan juga adanya kewirausahaan dan ini menjadi kekhasan masing-masing provinsi yang ada di Indonesia”, tambahnya. 

Pendidikan vokasi pun kini tengah mengalami transformasi. Semangat transformasi ini ditandai dengan merdeka belajar, di mana peserta didik kini lebih leluasa untuk memperoleh pembelajaran yang tidak terbatas hanya di ruang kelas, tetapi juga melalui berbagai pengalaman di luar kelas, bahkan langsung di dunia kerja, misalnya melalui program praktek atau magang.

Setiap tahap transformasi yang tengah diupayakan tersebut nyatanya tidak terlepas dari peran kemitraan. Selama ini, tantangan terbesar melahirkan inovasi dari proses kolaborasi adalah ekosistem kemitraan yang mumpuni. 

Baca Juga: Kemenko PMK Apresiasi Percepatan Penurunan Stunting Pemprov Banten

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: