Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

LinkedIn Lakukan PHK Lagi Tahun 2023, Berapa yang Terdampak?

LinkedIn Lakukan PHK Lagi Tahun 2023, Berapa yang Terdampak? Kredit Foto: Unsplash/inlytics | LinkedIn Analytics Tool
Warta Ekonomi, Jakarta -

Platform jaringan tenaga kerja profesional terbesar di dunia, LinkedIn, baru-baru melakukan pemutusan hubungan karyawan (PHK) atau layoff lagi yang berdampak pada 668 karyawan. 

Dilansir dari keterangannya pada Rabu (18/10/2023), divisi terkena layoff meliputi divisi engineering, produk, sumber daya manusia (SDM) atau talent, dan keuangan. 

Meskipun begitu, adanya layoff tersebut tetap membuat LinkedIn tetap berinvestasi pada prioritas strategis dan berkomitmen memberi dukungan penuh pada karyawan terdampak. 

“Sambil kami mengadaptasi struktur organisasi dan merampingkan pengambilan keputusan, kami terus berinvestasi pada prioritas strategis untuk masa depan kami dan untuk memastikan bahwa kami terus memberikan nilai tambah bagi para anggota dan pelanggan kami. Kami berkomitmen penuh terhadap seluruh karyawan yang terdampak selama masa transisi ini,” tulis pernyataan LinkedIn di laman resminya pada Rabu (18/10/2023). 

Dilansir dari laman Guardian pada Rabu (18/10/2023), setidaknya terdapat 141.516 karyawan di paruh pertama tahun 2023 yang di-layoff, dibandingkan dengan 6 ribu karyawan yang di-layoff tahun 2022, menurut data dari perusahaan ketenagakerjaan Challenger, Gray & Christmas. 

Beberapa waktu lalu LinkedIn sempat mengeluarkan laporan bahwa keterampilan yang dibutuhkan untuk berbagai jenis pekerjaan di seluruh dunia akan berubah setidaknya 65% pada tahun 2030. Laporan tersebut menyebutkan, pekerjaan yang menyebutkan kecerdasan buatan (AI) atau AI generatif naik dua kali lipat di Asia Tenggara pada tahun 2021-2023. 

Baca Juga: Data dari LinkedIn: Keterampilan Kerja akan Berubah 65% karena AI pada 2030

Adanya laporan tersebut justru menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan di kawasan Asia Tenggara justru mengalami pertumbuhan jumlah lamaran sekitar 1,7 kali lipat dalam dua tahun terakhir, dibandingkan lowongan pekerjaan yang tidak menyebutkan AI atau AI generatif. 

Tidak hanya itu, laporan tersebut juga menyebutkan, 80% tenaga divisi SDM secara global percaya bahwa AI akan membantu mereka dalam 5 tahun ke depan untuk fokus pada peran lebih strategis dan humanis, misalnya pekerjaan kreatif dan strategis, pekerjaan yang berhubungan dengan engagement kandidat dan karyawan, dan sebagainya. 

Walaupun di satu sisi terdapat kenaikan lowongan pekerjaan, namun terjadinya layoff tersebut juga bagian dari pengelolaan bisnis pada umumnya. 

“Perubahan talenta merupakan bagian yang sulit, namun itu perlu dan hal biasa dalam pengelolaan bisnis kami,” pungkas pernyataan LinkedIn. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: