Nama Kaesang Pangarep dalam beberapa hari terakhir sedang naik daun. Melejitnya nama Kaesang tersebut tidak lepas dari hasil keputusan Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, yang mengukuhkan dirinya sebagai ketua umum PSI periode 2023-2028.
Suara dari kubu pro dan mereka yang kontra perihal diangkatnya Kaesang sebagai ketua umum sama banyak kalkulasinya. Terlepas dari perdebatan perihal bagaimana mekanisme penunjukan Kaesang, terdapat isu menarik yang penting untuk disorot, yaitu isu keterwakilan anak muda di ranah politik. Ya, usia Kaesang memang masih terhitung belia, tetapi gebrakan besar yang potensial dilakukan olehnya menjadi hal substansial yang patut untuk diperhitungkan.
Baca Juga: Perlawanan Generasi Muda: Komitmen Kaesang Pangarep dan Gerakan Anti-Korupsi PSI
Gebrakan Anak Muda di Dunia
Kaesang tentu bukanlah anak muda pertama dan satu-satunya yang mulai menunjukkan taringnya ke publik luas. Dalam spektrum yang luas, ada banyak nama anak muda yang sudah lebih awal memulai karier mereka dalam kehidupan publik luas dengan menerapkan sistem kepemimpinan berkelanjutan (the sustainable leader system), seperti misalnya Greta Thunberg, Boyan Slat, dan Isra Hirsi.
Nama-nama kondang tersebut tentunya bergerak pada bidang berbeda dengan menyesuaikan fokus dan keahlian masing-masing. Namun, meski berbeda dengan Kaesang, anak-anak muda tersebut didapat dijadikan sebagai contoh sekaligus patron, termasuk juga bagi Kaesang, untuk belajar menerapkan sistem kepemimpinan anak muda yang berkelanjutan.
Greta Thunberg adalah nama pertama yang dapat dijadikan sebagai contoh bagi Kaesang. Thunberg adalah seorang aktivis lingkungan yang berasal dari Swedia. Ia sukses memperoleh pengakuan internasional atas komitmennya terhadap aksi iklim. Pidatonya yang penuh semangat dan gerakan Fridays for Future telah menginspirasi jutaan anak muda untuk menuntut tindakan segera terhadap perubahan iklim. Seperti yang diberitakan dalam BBC, meskipun secara konseptual Greta Thunberg belum mensistematisasikan strategi lingkungan hidup yang spesifik, Thunberg disebut-sebut telah sukses dan berjasa besar dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perubahan iklim di seluruh dunia, terutama di kalangan generasi muda.
Baca Juga: Tak Dukung Prabowo-Gibran, Anak Buah Kaesang Blak-Blakan Dukung Ganjar-Mahfud
Selain Thunberg, nama Boyan Slat juga dapat dijadikan sebagai contoh. Ia merupakan seorang penemu dan pengusaha asal Belanda yang berhasil mendirikan The Ocean Cleanup, sebuah organisasi yang didedikasikan untuk mengembangkan teknologi canggih untuk menghilangkan sampah plastik dari lautan dunia. Solusi inovatifnya mampu mengatasi masalah lingkungan yang kritis. Suksesnya Boyan yang diakui oleh dunia ini tentu tidak lepas dari keyakinannya bahwa generasi muda memiliki setumpuk kemampuan mereka dalam memberikan solusi untuk membersihkan sampah laut. Tak heran jika di usianya yang ke-20, Boyan menjadi salah satu penerima penghargaan United Nations’ Champion of the Earth pada tahun 2014. Ia menjadi pemerhati lingkungan termuda yang pernah menerima penghargaan internasional yang bergengsi tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement