Direktu Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, membeberkan strategi perseroan dalam mengembangkan pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) atau Hydropower di Indonesia.
Darmawan menyebut, sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan beragam sumber energi baru terbarukan.
"Khusus energi air, sebagai salah satu sumber energi terbesar, Air memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan hingga mencapai 95 GW, namun baru dimanfaatkan hanya sebesar 5,8 GW," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (1/11/2023).
Baca Juga: Asosiasi Praktisi Hukum Migas dan Energi Terbarukan (APHMET) Resmi Dibentuk
Darmawan mengatakan, sedikitnya pemanfaatan sumber air sebagai energi dikarenakan tantangan berupa ketidakcocokan antara sumber energi baru terbarukan berskala besar, seperti air yang berada di daerah terpencil dan jauh dari episentrum kebutuhan listrik yang berada di wilayah lain.
Oleh karena itu, PLN di bawah arahan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyiapkan strategi Accelerated Renewable Energy Development (ARED) yang mampu meningkatkan kapasitas pembangkit energi baru terbarukan hingga 75% pada tahun 2040.
"Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," ujarnya.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo dalam sambutannya mengatakan, pemanasan global adalah ancaman nyata bagi seluruh dunia.
Dalam hal ini, Pemerintah Indonesia berkomitmen penuh mempercepat transisi energi, melalui penambahan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dalam skala besar.
Menurutnya total potensi EBT di tanah air diperkirakan mencapai 3.600 Gigawatt (GW), baik dari matahari, angin, panas bumi, ombak, bio energi dan hydropower.
Khusus untuk hydro, ndonesia memiliki lebih dari 4.400 sungai potensial, di mana 128 di antaranya adalah sungai besar.
"Seperti sungai Mamberamo yang memiliki potensi 24 ribu Megawatt (MW) di Papua. Kemudian Sungai Kayan di Kalimantan Utara memiliki potensi 13 ribu MW yang nantinya akan digunakan sebagai sumber listrik untuk Green Industrial Park di Kalimantan. Ini adalah potensi besar yang bisa kita manfaatkan untuk masa depan bumi dan masa depan generasi penerus,” ujar Jokowi.
Baca Juga: Terapkan Teknologi ARED, PLN Optimis Bisa Genjot Kapasitas EBT Hingga 75 Persen
Meski begitu, Jokowi menekankan, Indonesia juga menghadapi berbagai tantangan untuk mengembangkan potensi besar hidro tersebut, salah satunya terkait lokasi sumber hidro yang posisinya jauh dari pusat kebutuhan listrik.
Sehingga, pemerintah Indonesia membuat blue print percepatan jalur transmisi yang menyambungkan listrik dari lokasi hydropower yang dibawa menuju pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat pertumbuhan industri, dan juga tantangan dari sisi investasi dan alih teknologi.
"Ini membutuhkan investasi yang tidak sedikit dan membutuhkan kolaborasi dengan seluruh kekuatan ekosistem hidro di dunia," ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement