Indonesia Disebut Cenderung Berpihak ke China, Ganjar Pranowo: Kenapa Tidak Ajak Amerika Serikat Bergabung?
Ganjar juga mengungkapkan Indonesia tidak bisa bergantung pada satu neagra saja. Menurut Ganjar, perlu dilihat makna “bebas” dalam kebijakan politik Luar Negeri “Bebas Aktif” sebagai mencari langkah strategis Indonesia dalam menjalin kerja sama dengan negara lain.
Indonesia yang punya banyak negara sahabat juga menurut Ganjar perlu juga dijajaki kerja sama skala besar yang bisa saling menguntungkan.
“Apakah kita condong pada satu negara? Saya kira kita harus kembali pada politik luar negeri yang bebas aktif. Jadi kebebasan itu harus kebebasan strategis untuk bisa menentukan dengan siapa kita bekerja sama, kita tidak boleh bergantung pada satu negara,” jelas Ganjar.
“Kita punya sahabat negara yang cukup banyak, saya kira keadilan yang bisa kita berikan adalah pada kepentingan mana kita bisa bekerja sama dengan masing-masing negara itu,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif CSIS Indonesia Yose Rizal Damuri mengungkapkan pihaknya merasa perlu mengangkat isu kebijakan luar negeri ke masyarakat mengingat momen Pilpres sebentar lagi akan berlangsung.
“Kami merasa perlu mengangkat arah kebijakan isu internasional ke masyarakat terutama mengingat tahun depan akan terjadi peralihan kepemimpinan yang mungkin akan menentukan arah selanjutnya dari kebijakan luar negeri Indonesia,” ujar Yose dalam sambutannya.
“Acara ini saya pikir jadi acara pertama yang membahas isu kebijakan luar negeri,mudah-mudahan ini bisa berkontribusi kepada pemahaman lebih baik di mana masyarakat mendapat informasi yang fokus dan mendalam mengenai kebijakan luar negeri ke depannya,” tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait:
Advertisement