Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

JETP Janjikan US$20 Miliar, Tapi Indonesia Perlu Dana US$97,3 Miliar untuk Transisi Energi

JETP Janjikan US$20 Miliar, Tapi Indonesia Perlu Dana US$97,3 Miliar untuk Transisi Energi Kredit Foto: Rena Laila Wuri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah melalui Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) meluncurkan kebijakan investasi komprehensif atau Comprehensive Investment and Policy Plan (CIPP) untuk program pendanaan transisi energi khususnya pada Just Energy Transition Partnership (JETP). 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Ad-Interim, Erick Thohir mengatakan, dokumen CIPP ini memberikan peta jalan strategis bagi transisi energi ambisius di Indonesia.

"Dengan mempertimbangkan tantangan-tantangan yang mencakup bidang teknis, keuangan, kebijakan, dan tentu keadilan sosial," ujar Erick dalam peluncuran CIPP Pelaksanaan Transisi Energi Berkeadilan (JETP), Selasa (21/11/2023). 

Baca Juga: Punya Target Ambisius, Pemerintah Bentuk Fondasi Guna Percepat Transisi Energi

Sementara itu, Kepala Sekretariat JETP, Edo Mahendra mengatakan, proposal pendanaan yang tersebut menjabarkan peta jalan atau roadmap Indonesia menuju transisi energi menjadi lebih bersih.

Menurutnya, Indonesia membutuhkan dana untuk transisi energi mencapai 97,3 miliar dollar AS hingga 2030 mendatang. 

“Kami memperkirakan jumlah dana yang dibutuhkan setidaknya mencapai US$ 97,3 miliar,” ujar Edo. 

Dimana, kebutuhan tersebut jauh lebih besar dari pendanaan yang dijanjikan melalui JETP yakni sekitar US$ 20 miliar. 

“Itu (US$ 97,3 miliar) merupakan lima kali lipat jumlah pendanaan yang dimaksud,” ujarnya. 

Baca Juga: Punya Target Ambisius, Pemerintah Bentuk Fondasi Guna Percepat Transisi Energi

Lanjutnya,  pendanaan tersebut termasuk diperuntukkan pada program pengurangan emisi sebesar 250 juta ton CO2 dan sebanyak 44% pembangunan pembangkit listrik dengan Energi Baru Terbarukan (EBT) hingga tahun 2030 mendatang.

Adapun,  pendanaan yang dibutuhkan sebesar US$ 97,3 miliar tersebut terbagi dalam 5 bidang investasi seperti yang tercantum dalam dokumen CIPP JETP. Diantaranya:

  1. IFA 1: Pengembangan Jaringan Transmisi dan Distribusi Listrik sekitar 14.000 kilometer (KM) rangkaian transmisi yang memakan biaya hingga US$ 19,7 miliar pada 2030
  2. IFA 2: Pemensiunan Dini dan Managed Phase-out Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara, retrofitting fleksibilitas batubara dan pemensiunan dini yang memerlukan dana hingga US $2,4 miliar pada 2030
  3. IFA 3: Akselerasi Energi Terbarukan Dispatchable, pengembangan kapasitas sebesar 16,1 GW pada 2030, yang memakan biaya hingga US$ 49,2 miliar pada 2030
  4. IFA 4: Akselerasi Energi Terbarukan Variabel (VRE) pengembangan kapasitas sebesar 40,4 GW pada 2030, yang memakan biaya hingga US$ 25,7 Miliar pada 2030
  5. IFA 5: Pengembangan Rantai Pasokan Energi Terbarukan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: