Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laporan Bybit: Bitcoin dan Ethereum ‘Lari’ dari Investor Institusional

Laporan Bybit: Bitcoin dan Ethereum ‘Lari’ dari Investor Institusional Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa mata uang kripto Bybit merilis laporan kuartal keempatnya pada 4 Desember, yang menyoroti dan membandingkan tren antara investor institusional dan ritel di industri kripto. Apa hasilnya? 

Dilansir dari laman Cointelegraph pada Selasa (5/12/2023), laporan tersebut menemukan bahwa pedagang (trader) institusional memiliki sekitar 45% dari aset mereka dalam stablecoin, dengan sisanya terbagi 35% dalam Bitcoin (BTC), 15% dalam Ether (ETH) dan hanya 5% dalam altcoin, yang dikategorikan oleh bursa sebagai hal lain selain aset digital yang disebutkan di atas.

Baca Juga: Selaraskan Harga, Grayscale Bitcoin Trust Bidik Pergeseran ETF

Laporan dari Bybit ini menunjukkan bahwa "pelarian" ke "aset yang lebih aman", seperti stablecoin, di pasar bearish "mungkin menjelaskan alokasi aset yang menghindari risiko dari para pedagang."

Meskipun demikian, alokasi Bitcoin oleh pedagang institusional memang meningkat di bulan September, yang membedakannya dengan pola kepemilikan jenis pengguna lainnya.

Menurut Bybit, keselarasan lonjakan kepemilikan Bitcoin institusional dengan sikap pasar positif yang berlaku terhadap Bitcoin dapat dikorelasikan dengan "hasil gugatan yang menguntungkan, sehingga mendorong antisipasi terhadap potensi persetujuan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) atas BTC ETF spot."

Pada 4 Desember, Bitcoin melonjak di atas harga US$41.000 (Rp635 juta) untuk pertama kalinya dalam 19 bulan, dan kapitalisasi pasar keseluruhan untuk aset digital melewati US$800 miliar (Rp12 kuadriliun), menyalip perusahaan induk multinasional Berkshire Hathaway, dan sekarang berada di belakang perusahaan-perusahaan seperti Meta dan Nvidia.

Bybit juga mencatat, pedagang ritelnya memiliki kepemilikan Bitcoin terendah, secara persentase, dibandingkan dengan jenis pengguna lainnya. Secara komparatif, pedagang ritelnya memiliki lebih banyak stablecoin, dan meskipun stablecoin masih merupakan bagian besar dari portofolio institusional, kepemilikan mereka mulai menurun.

Awal tahun 2023, Bybit mengatakan bahwa basis penggunanya mencapai 20 juta, dan tahun 2022, bursa ini termasuk di antara 10 bursa mata uang kripto teratas di dunia berdasarkan volume.

Baca Juga: Bitcoin Capai Rp617 Juta, Naik 2% selama 24 Jam!

Karena harga Bitcoin terus naik, minat dari institusi besar tampaknya terus meningkat. Pada 4 Desember, bank terbesar di Brasil, Itau Unibanco, dilaporkan meluncurkan layanan perdagangan Bitcoin untuk kliennya yang terhubung ke platform investasinya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: