Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gotong Royong PLN Kembangkan Infrastruktur Kendaraan Listrik Guna Percepat Transisi Energi di Indonesia

Gotong Royong PLN Kembangkan Infrastruktur Kendaraan Listrik Guna Percepat Transisi Energi di Indonesia Kredit Foto: Lestari Ningsih
Warta Ekonomi, Jakarta -

PLN berkomitmen mendorong kolaborasi dalam pengembangan infrastruktur kendaraan listrik demi mempercepat transisi energi serta mewujudkan Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Indonesia berperan aktif dalam mengatasi masalah perubahan iklim dunia melalui upaya transisi energi. Berbagai upaya percepatan transisi energi dilakukan demi mewujudkan Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan, salah satunya dengan mendorong peralihan penggunaan kendaraan berbasis fosil menjadi berbasis listrik yang ramah lingkungan.

Sebagai garda terdepan yang memimpin transisi kendaraan listrik di Tanah Air, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berkomitmen dalam membangun dan mengembangkan infrastruktur kendaraan listrik melalui entitas anak usaha PLN, yakni PT Haleyora Power. Direktur Operasi Haleyora Power, Diksi Erfani Umar, menyampaikan bahwa salah satu pengembangan infrastruktur yang menjadi fokus PLN saat ini adalah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

"Ini wujud kepedulian kami dan berharap bisa menjadi bagian dari kolaborasi untuk mewujudkan Indonesia yang lebih hijau," ungkap Diksi kepada Warta Ekonomi di Jakarta, 29 November 2023 lalu.

Ia menilai, Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Sebab menurutnya, listrik akan menjadi energi masa depan. Ditambah lagi, kendaraan berbahan bakar ramah lingkungan berbasis listrik telah menjadi kebutuhan tersendiri bagi masyarakat. Oleh karena itu, PLN tak ragu untuk ambil bagian dalam menjawab kebutuhan tersebut.

"PLN menyadari betul itu dan kami berinisiatif menjadi EV Ecosystem Epicentrum," tegasnya.

Meski demikian, Diksi tak memungkiri bahwa ada tantangan tersendiri dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Salah satu tantangan terbesar saat ini adalah menumbuhkan kepercayaan publik terhadap kendaraan listrik, terutama dari aspek infrastruktur.

Baca Juga: Sangat Tertata dan Disiplin, PLN EPI Tegaskan Komitmen Pengelolaan Pasokan Batu Bara dengan Bijak

Kepercayaan Publik

Minat masyarakat terhadap kendaraan listrik mengalami peningkatan setiap tahunnya sebagaimana tercermin dalam data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Sepanjang Januari-September 2023, penjualan kendaraan listrik di Indonesia mencapai 44.265 unit. Jumlah tersebut meningkat 371,5% dari periode Januari-September 2022 yang tercatat 9.388 unit.

Membaca tren minat masyarakat terhadap kendaraan listrik, Diksi mengatakan bahwa pada umumnya pemilik mobil listrik merupakan mereka yang sebelumnya sudah memiliki mobil berbasis fosil. Menurutnya, tidak banyak masyarakat yang baru memiliki mobil langsung membeli mobil listrik.

"Artinya, EV masih menjadi second car," lanjutnya.

Kondisi tersebut dilatarbelakangi tidak hanya oleh harga EV yang masih tergolong mahal, tetapi juga masih adanya kekhawatiran masyarakat terhadap perkembangan infrastruktur EV di Indonesia. Diksi mengatakan, ada ketakutan masyarakat ketika menggunakan EV, khususnya ketika bepergian jarak jauh, yakni kehabisan bahan bakar, sedangkan infrastruktur SPKLU yang ada masih terbatas.

Berbeda halnya jika menggunakan mobil konvensional. Masyarakat tidak perlu khawatir apabila butuh mengisi ulang bahan bakar di perjalanan karena infrastruktur seperti SPBU sudah banyak tersedia. Dengan begitu, kepercayaan publik untuk menggunakan kendaraan berbasis bensin sudah terbentuk dengan sendirinya.

"Ini tantangannya bagaimana kita menghidupkan trust dengan cara memperbanyak SPKLU sehingga pelanggan bisa mengisi ulang di mana pun," jelas Diksi.

Ekonom dan Direktur CELIOS, Bhima Yudhistira, menilai bahwa kesiapan infrastruktur, khususnya SPKLU menjadi faktor penting dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Selama ini, tegas Bhima, pemerintah lebih dulu memberikan subsidi untuk pembelian kendaraan listrik daripada menyiapkan infrastruktur. Akan lebih baik, tambahnya, pembangunan infrastruktur SPKLU yang menjadi prioritas.

"Akibatnya, orang akan berpikir meskipun diberi diskon, tapi SPKLU-nya belum memadai. Ini yang membuat ekosistem kendaraan listrik jadi kurang menarik," ungkap Bhima dalam wawancara khusus bersama Warta Ekonomi di Jakarta, 29 November 2023. 

Diksi tidak menampik bahwa fasilitas SPKLU yang tersedia saat ini masih belum memadai jika dibandingkan dengan jumlah ketersediaan mobil listrik. Ia menegaskan bahwa pembangunan SPKLU yang memadai merupakan tanggung jawab bersama bagi semua pihak.

"Pembangunan SPKLU untuk menumbuhkan trust memang menjadi PR bagi semua pihak, termasuk PLN," tegasnya.

Diakui Diksi, PLN memang berencana membangun lebih banyak SPKLU di berbagai tempat. Hanya saja, PLN tidak bisa bergerak sendiri dan membutuhkan peran berbagai pihak untuk bergotong royong membangun infrastruktur kendaraan listrik di Tanah Air. Harapannya, dengan infrastruktur SPKLU yang memadai, akan tumbuh kepercayaan masyarakat terhadap penggunaan mobil listrik.

"Dengan kerja sama, kita bisa bangun SPKLU dengan jumlah rasio yang cukup antara ketersediaan mobil listrik dan stasiun pengisian. Itu yang sangat dibutuhkan," papar Diksi. 

Baca Juga: Kampanye Ramah Lingkungan, PLN Electric Run 2023 Berhasil Kurangi Emisi 11.880 Kg CO2

Gotong Royong Bersama PLN

Memahami pentingnya kolaborasi, PLN membuka ruang kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Seperti kerja sama yang belum lama ini diresmikan antara PLN melalui PT Haleyora Power dan PT Utomodeck Metal Works (Utomo Charge+).

Kedua entitas tersebut sepakat berkolaborasi dalam pengembangan SPKLU di Indonesia. Diksi mengatakan bahwa kerja sama dengan Utomo Charge+ ini merupakan wujud inisiatif PLN Group dalam menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat terhadap infrastruktur kendaraan listrik.

"PLN terlibat aktif dalam ekosistem kendaraan listrik dan tentu saja berkolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya Utomo Charge+," ungkapnya lagi.

Sementara itu, Managing Director Utomo Charge+ Indonesia, Anthony Utomo, menilai bahwa menjadi langkah yang tepat untuk menggandeng PLN Group dalam kerja sama ini. 

Ia optimis ke depan akan ada lebih banyak perusahaan yang melakukan konversi kendaraan operasional ke kendaraan listrik. Pihaknya pun berkomitmen untuk bersama-sama dengan PLN memberi pelayanan terbaik bagi konsumen.

"Dengan kerja sama ini, kami berharap tidak hanya membantu masyarakat, tetapi juga industri dan tentunya ketahanan energi nasional Indonesia," kata Anthony.

Untuk Informasi, ketersediaan SPKLU di Indonesia saat ini berkisar 700 unit. Diksi menilai, jumlah tersebut masih sangat perlu untuk ditambah seiring dengan meningkatnya permintaan kendaraan listrik oleh masyarakat. Dalam hal ini, PLN berkomitmen untuk terlibat aktif dalam penambahan SPKLU di Indonesia.

Sebagai gambaran, jumlah SPKLU yang berkisar 700 unit tersebut sudah menunjukkan adanya kenaikan jika dibandingkan dengan April 2023 lalu. Diketahui, pada periode yang bertepatan dengan momen Idulfitri tersebut, PLN mengoperasikan sebanyak 616 SPKLU di 284 lokasi. 

"Penambahan SPKLU menjadi bagian dari pemahaman PLN bahwa masyarakat memang butuh itu," sebut Diksi.

Diksi menyampaikan, PLN Group berencana menambah hingga 1.500 SPKLU pada tahun 2024 mendatang. Untuk mencapai target tersebut, PLN sudah banyak melakukan pembicaraan mengenai peluang kolaborasi dengan berbagai pihak. Tanpa kerja sama, ia menilai upaya PLN untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap SPKLU menjadi kurang optimal.

"Harapannya, selain PLN, banyak mitra ikut mengembangkan jumlah SPKLU dan titik lokasi yang terjangkau," tegasnya lagi.

Langkah menggandeng pihak swasta tersebut dinilai sebagai suatu yang memang perlu dilakukan oleh PLN. Kerja sama tersebut, jelas Bhima, dapat dilakukan dengan mekanisme salah satunya yakni pihak swasta turut berinvestasi dalam pengembangan SPKLU. Sikap terbuka itulah yang dinilai dapat mendorong percepatan pengembangan ekosistem EV di Tanah Air.

"PLN dan BUMN bisa bekerja sama dengan swasta sehingga dapat memperkuat ekosistem kendaraan listrik ke depannya," tutup Bhima.

Penulis: Lestari Ningsih

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: