Pegiat HAM Kritik Debat Perdana Capres Terlalu Banyak Gimmick Daripada Substansi
Aktivis Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Amin Multazam Lubis menilai para capres belum mampu menyampaikan substansi gagasan terkait penegakan hukum, HAM, dan demokrasi di Debat Perdana Pilpres.
Ia menilai debat kemarin tidak banyak berbeda dengan pemilu presiden sebelumnya, karena belum mampu menggali ide orisinal dari perspektif masing-masing kandidat calon pemimpin Indonesia pada 2024.
"Idealnya panelis yang para ahli itu diberi kesempatan mencecar pertanyaan dan menggali jawaban kandidat sesuai keahliannya, sehingga ide dan perspektif orisinal kandidat dalam merespon persoalan bisa dimengerti oleh publik," kata Amin dikutip dari Antara.
Dia menilai, Komisi Pemilihan Umum (KPU) perlu memaksimalkan fungsi para panelis yang berisi profesor dan pakar guna menguji gagasan, serta mengidentifikasi ide dasar dari capres.
"Mereka cuma ditugasi buat pertanyaan lalu diminta mengambil undian pertanyaan sesuai format KPU, tidak lebih dari itu," kata alumni FISIP Universitas Sumatera Utara itu.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, debat terkesan hanya seperti memfasilitasi capres untuk saling "jual-beli" serangan, tanpa menawarkan visi dan misi serta solusi konkrit untuk ditawarkan kepada masyarakat.
Akhirnya yang melekat di ingatan publik cuma diksi-diksi receh saling sindir, sedangkan substansi dasar dari tema utama nyaris tenggelam.
Dia mencontohkan pernyataan salah satu satu kandidat yang menyatakan ingin memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan institusi lainnya.
Ia menambahkan, agenda KPU itu terkesan menjadi ajang umbar janji. Namun, di luar substansi dan langkah konkrit yang tidak bisa didapatkan publik, setidaknya debat perdana itu bisa jadi representasi kemampuan komunikasi dan kecerdasan emosional para kandidat saat berargumentasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement