Kini Pakai Skema Normal, Prakerja Sudah Tak Gunakan Skema Semi-bansos Sejak 2023
Prakerja yang diluncurkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sejak April 2020 dirancang untuk mempersiapkan angkatan kerja Indonesia untuk mendapatkan pelatihan, demi meningkatkan kompetensi tenaga kerja, meningkatkan produktivitas dan daya saing angkatan kerja, serta mengembangkan kewirausahaan.
Direktur Eksekutif Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengungkapkan bila upaya pengembangan kewirausahaan yang diberikan melalui sejumlah pelatihan yang disediakan oleh Prakerja juga membantu dalam mempersiapkan negara dalam menghadapi resesi dan stagnasi ekonomi yang bisa datang kapan saja.
"Ketika kita bicara resesi dan stagnasi ekonomi, kita jangan hanya berpikir kekinian. Disrupsi di dalam lapangan pekerjaan ini akan terus terjadi, akan semakin cepat, dan semakin sering. Kita harus bersiap, Prakerja telah mempersiapkan bagi masyarakat yang mengikuti program ini untuk mengembangkan kompetensi diri, untuk dapat mempersiapkan diri ke dunia kerja yang lebih unggul, termasuk bagi korban PHK," ucap Denni Puspa Purbasari.
Denni menegaskan bila sejak awal 2023, Prakerja sudah berjalan dengan menggunakan skema normal, dimana para peserta mendapatkan biaya pelatihan sebesar Rp3,5 juta, insentif pascapelatihan Rp600.000,- yang akan diberikan sebanyak satu kali, serta insentif survei Rp100.000,- untuk dua kali pengisian survei.
Baca Juga: Menuju Ekonomi Hijau, Prakerja Miliki Beragam Pelatihan Keterampilan Pekerjaan Hijau
“Prakerja tidak lagi menggunakan skema semi-bansos seperti pada tahun-tahun sebelumnya, di mana peserta mendapat biaya pelatihan sebesar Rp1 juta, insentif setelah pelatihan Rp2,4 juta yang diberikan sebanyak empat kali selama empat bulan (Rp600.000 per bulan), serta insentif survei sebesar Rp 150.000. Hal itu diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 113 Tahun 2022, yang peraturan pelaksanaanya tertuang dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 17 Tahun 2022,” tegas Denni.
Tidak hanya berbasis daring, namun juga luring
Menurut Denni, prakerja tidak hanya memfasilitasi para peserta untuk melakukan pelatihan secara daring, namun juga menyediakan sejumlah pelatihan secara luring atau pelatihan tatap muka. Data Prakerja menunjukkan pada 2023 ini terdapat 168 pelatihan tatap muka yang diselenggarakan oleh 75 lembaga pelatihan.
Baca Juga: Dorong Sinergi Reforma Agraria, Moeldoko: Layaknya Prakerja...
Dari angka itu, ada lebih dari 20 ribu pembelian kelas tatap muka yang tersebar di 38 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Diantaranya adalah Bali, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Riau, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan seluruh provinsi yang ada di pulau Jawa.
“Beberapa bidang pelatihan yang mendapatkan minat paling besar adalah di bidang pemasaran, teknologi informatika, desain grafis, pariwisata dan perhotelan, otomotif, dan pertanian. Beberapa bidang lain yang juga banyak diminati antara lain akuntansi, konten kreasi, administrasi, tata usaha, dan bahasa asing,” tutup Denni.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement