Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pelibatan Kaum Perempuan Nahdliyyin: Upaya Gibran Rakabuming Atasi Persoalan Stunting di Indonesia

Oleh: Lindaniati, Ketua Fatayat NU Kecamatan Batuceper

Pelibatan Kaum Perempuan Nahdliyyin: Upaya Gibran Rakabuming Atasi Persoalan Stunting di Indonesia Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Stunting merupakan masalah serius dalam pertumbuhan fisik dan kognitif anak yang bisa berdampak jangka panjang pada kehidupan mereka. Menurut banyak studi, perempuan memegang peran kunci dalam upaya pencegahan stunting. Keterlibatan perempuan dalam keputusan keluarga, perawatan anak, dan pemenuhan gizi memiliki dampak yang signifikan dalam mengatasi stunting.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan, ditambah dengan makanan pendamping ASI yang tepat setelahnya, merupakan kunci utama dalam pencegahan stunting. Perempuan sebagai ibu memiliki peran sentral dalam memberikan ASI eksklusif dan memastikan anak-anak mendapatkan nutrisi yang seimbang. Hal ini menuntut pengetahuan yang baik tentang nutrisi dan pemahaman tentang pentingnya makanan yang sehat bagi pertumbuhan anak.

Baca Juga: Teddy Gusnaidi: Walaupun Tertinggi, Prabowo-Gibran Tidak Pongah

Studi oleh Black et al. (2013) dalam Jurnal The Lancet berjudul “Maternal and child nutrition: building momentum for impact” menunjukkan bahwa edukasi gizi dan akses terhadap layanan kesehatan memainkan peran penting dalam mencegah stunting pada anak-anak. Perempuan yang memiliki akses terhadap pendidikan dan informasi kesehatan memiliki peluang yang lebih besar untuk menerapkan praktik gizi yang baik di dalam keluarga.

Selain dalam aspek gizi langsung, perempuan juga berperan dalam pengelolaan ekonomi keluarga. Menurut Kabeer (1999) dalam Jurnal Development and Change berjudul “Resources, agency, achievements: Reflections on the measurement of women’s empowerment”, perempuan yang memiliki kontrol atas sumber daya ekonomi dalam keluarga dapat mempengaruhi pengalokasian anggaran untuk pemenuhan kebutuhan gizi anak-anak. Keterlibatan perempuan dalam pengelolaan ekonomi keluarga dan pemberdayaan ekonomi mereka sendiri dapat berdampak positif pada kondisi gizi dan kesehatan anak.

Penelitian menunjukkan bahwa pendidikan perempuan memiliki dampak signifikan dalam mengurangi stunting pada anak-anak. Studi oleh Alderman et al. (2006) menegaskan bahwa perempuan yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang gizi, pola makan yang sehat, dan pentingnya perawatan kesehatan bagi anak-anak mereka.

Upaya yang mendorong pendidikan perempuan, pengembangan pengetahuan tentang gizi yang seimbang, serta pemberdayaan perempuan dalam keputusan keluarga dan ekonomi dapat menjadi strategi yang efektif dalam mengatasi stunting. Keterlibatan perempuan memiliki peran krusial dalam mengatasi stunting. Perempuan sebagai ibu, manajer ekonomi keluarga, dan agen pendidikan memiliki pengaruh besar dalam pencegahan stunting. Upaya untuk memberikan akses pendidikan, pengetahuan tentang gizi, serta memberdayakan perempuan dalam pengambilan keputusan dapat menjadi langkah signifikan dalam mengatasi stunting di berbagai komunitas.

Calon Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, memimpin seruan untuk melibatkan perempuan muda Nahdliyyin dalam upaya mengatasi masalah stunting di Indonesia. Dalam acara Deklarasi Pergerakan Perempuan Muda Nahdliyin (Perdana) yang mendukung pasangan Prabowo-Gibran untuk Pilpres 2024 di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Gibran menegaskan urgensi keterlibatan perempuan dalam menangani masalah stunting. Melalui inisiatif ini, Gibran dan pasangannya berkomitmen untuk mengatasi permasalahan stunting dengan membagikan makan siang dan susu gratis bagi anak-anak.

Stunting menjadi salah satu dari delapan program percepatan yang ditawarkan oleh Prabowo-Gibran untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh negara. Gibran menjelaskan bahwa masalah stunting ini juga menjadi perhatian pada masa kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo. Dalam upaya memperkuat komitmennya, Ketua Pergerakan Perempuan Muda Nahdliyin (Perdana), Ita Chumaeroh, menitipkan sembilan isu terkait dengan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak kepada pasangan Prabowo-Gibran.

Menurut Gibran, sembilan isu yang diserahkan kepada paslon ini selaras dengan program Astacita Prabowo-Gibran, terutama dalam mengatasi permasalahan stunting. Salah satu langkah yang ditekankan adalah pengenalan program makan siang gratis yang bertujuan mengatasi stunting pada anak-anak. Selain mengenalkan program pemberian makan siang, Gibran juga menegaskan komitmen untuk memperkuat kewirausahaan perempuan dengan meningkatkan program kredit yang memudahkan kaum perempuan dalam memulai usaha. Program-program seperti kartu prakerja, KUR supermikro, dan kredit mekar adalah upaya konkret untuk memberikan kesempatan kepada kaum perempuan, di mana 51 persen penerima manfaatnya adalah perempuan.

Baca Juga: Tolak Laporan Soal Gibran, Bawaslu Dilaporkan ke DKPP

Deklarasi ini menandakan komitmen kuat Gibran dalam mendorong peran perempuan, khususnya perempuan muda, untuk terlibat aktif dalam upaya mengatasi masalah stunting serta pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia. Gibran menekankan bahwa melibatkan perempuan dalam kebijakan dan program-program penting seperti ini merupakan langkah vital dalam membangun fondasi yang kuat untuk masa depan yang lebih inklusif bagi Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: