Utang Luar Negeri Indonesia Naik Jadi 400,9 Miliar Dolar AS, Dibelanjakan untuk Apa Saja?
Bank Indonesia (BI) melaporkan kondisi Utang Luar Negeri (ULN) pada bulan November 2023. Rupanya, posisi ULN Indonesia tercatat sebesar 400,9 miliar dolar AS, naik 2,0% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,7%.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyatakan bahwa perkembangan ULN tersebut terutama disebabkan oleh transaksi ULN sektor publik. "Selain itu, faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global termasuk Rupiah, juga berdampak pada peningkatan statistik ULN Indonesia valuta angka lainnya dalam satuan dolar AS," ungkap Erwin.
Baca Juga: Buka Peluang Investasi IKN ke Pengusaha Brunei, Presiden Jokowi: Ini Magnet Ekonomi Baru
Sementara ULN Pemerintah, kata Erwin, tetap terkendali dan dikelola secara terukur dan akuntabel. "Posisi ULN pemerintah di bulan November 2023 sebesar 192,6 miliar dolar AS atau tumbuh 6,0%, meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya 3,0%," sebutnya.
Perkembangan ULN tersebut disebabkan oleh peningkatan penempatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan internasional dalam bentuk Sukuk Global, seiring dengan sentimen positif kepercayaan pelaku pasar.
Adapun pemanfaatan ULN pada November 2023 masih diutamakan untuk mendukung belanja prioritas pemerintah dan perlindungan masyarakat, sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat di tengah tantangan perekonomian global.
Baca Juga: Industri Manufaktur Ditargetkan Tumbuh 5,80% pada 2024, Kemenperin Gencar Siapkan Program Ini
Dukungan tersebut mencakup antara lain sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,8% dari total ULN pemerintah), administrasi pemerintah, perlindungan, dan jaminan sosial wajib (18,6%), jasa pendidikan (16,7%), konstruksi (14 ,1%), serta jasa keuangan dan asuransi (9,9%).
"Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,8% dari total ULN pemerintah," ungkap Erwin.
Sementara itu, posisi ULN swasta kembali menurun menjadi sebesar 196,2 miliar dolar AS. Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan; jasa keuangan dan asuransi; pengadaan listrik, gas, uap/udara panas, dan udara dingin; serta pertambangan dan minat, dengan pangsa mencapai 78,6% dari total ULN swasta.
Terlepas dari itu, Bank Indonesia menegaskan struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
"ULN Indonesia pada November 2023 tetap terjaga, tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 29,3%, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 87,1% dari total ULN," terang Erwin.
Pemerintah sendiri berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement