Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementerian ESDM Bakal Terus Genjot EBT, Meski Realisasi 2023 Tembus 13.155 MW

Kementerian ESDM Bakal Terus Genjot EBT, Meski Realisasi 2023 Tembus 13.155 MW Kredit Foto: Pertamina Trans Kontinental
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi kapasitas pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) hingga tahun 2023 mencapai 13.155 Mega Watt (MW). 

Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengatakab, tambahan pembangkit EBT sebesar 539,52 MW di tahun 2023, diantaranya berasal dari PLTP Sorik Marapi 4 sebesar 39,6 MW, PLTM Tongar sebesar 6,5 MW, PLTBg sebesar 3,9 MW, dan 192 MW untuk PLTS Terapung Cirata. 

Sebagai salah satu proyek strategis nasional, PLTS terapung Cirata dengan total kapasitas 145 MW dengan tarif listrik sebesar 5,8 USD/kWh membuktikan bahwa pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) makin kompetitif dan bisa bersaing dengan energi fosil. 

"Kita akan banyak kembangkan proyek-proyek seperti ini," ujat Arifin dalam konfrensi pers dikutip, Selasa (16/1/2024). 

Baca Juga: PLN Kebut Pengembangan EBT dari Hulu ke Hilir Hingga Green Hydrogen

Arifin mengatakan, pengembangan energi terbarukan skala besar terus dilakukan untuk menekan biaya pembangkitan listrik EBT sehingga lebih kompetitif. Potensi pengembangan PLTS Atap dan PLTS Terapung terus didorong di berbagai wilayah di seluruh Indonesia.  

Selain itu, mengenai program mandatori biodiesel juga terus ditingkatkan, dimana pemanfaatan biodiesel sepanjang tahun 2023 tercatat sebesar 12,2 juta Kilo Liter. 

Capaian tersebut menghasilkan penghematan devisa sebesar Rp120,54 triliun (USD7,9 miliar), peningkatan nilai tambah Rp15,82 triliun, dan penyerapan tenaga kerja lebih 11 ribu orang dan 1,5 juta. Pada tahun 2024, pemanfaatan biodiesel ditargetkan mencapai 11,3 juta KL. 

Salah satunya adalah penurunan intensitas energi final sebesar 0,89 Setara Barel Minyak (SBM)/miliar rupiah  atau 111,76% lebih efisien dari target 0,80 SBM/miliar rupiah. Penghematan ini berasal dari 331 perusahaan dengan konsumsi energi lebih dari 6.000 Tonne Oil Equivalent (TOE). 

"Kita harapkan partisipasi dari seluruh pelaku industri untuk melalukan program yang sama," ujarnya.

Lanjutnya, upaya menurunkan CO2 juga menjadi catatan manis bagi Pemerintah di 2023, dengan penurunan sebesar 127,67 juta ton CO2 atau melebihi dari target sebesar 116 juta ton CO2. 

Sedangkan pada tahun 2024 ditargetkan penurunan CO2 sebesar 142 juta ton. Hal ini sejalan dengan realisasi bauran EBT pembangkit listrik yang melebihi target, yaitu 13,1%.

Baca Juga: RI Punya Daya Pikat Investor untuk Kejar Target Bauran EBT

Untuk mengakselerasi target bauran EBT pada target  tahun 2024 sebesar 19,5%, Kementerian ESDM mendorong pelaksanaan pembangunan pembangkit EBT melalui RUPTL, implementasi program PLTS Atap, konversi pembangkit diesel ke EBT, program Mandatori B35, program Co-Firing Biomassa pada PLTU, penyediaan akses energi modern melalui EBT di lokasi 3T, eksplorasi panas bumi oleh pemerintah, serta pemanfaatan EBT off grid dan pemanfaatan langsung.

Salah satu terobosan terbesar adalah adanya mekanisme perdagangan karbon menjadi salah satu alternatif pembiayaan transisi energi. Pada phase pertama di tahun 2023, terdapat 99 PLTU yang menjadi peserta perdagangan karbon dengan total kapasitas 33,5 GW. Saat ini, PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 serta PLTGU Blok 3 PJB Muara Karang telah terdaftar dalam Bursa Karbon Indonesia dengan total volume 2,64 juta ton CO2e. 

"Penerapan pajak karbon belum kita mulai, tapi kami sudah menyiapkan mekanismenya," ungkapnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: