Lembaga Survei Sampaikan Kabar Kurang Menyenangkan untuk PDIP: Pemilih Masih Bisa 'Digoyang'
Hasil survei terbaru menyebutkan PDI-Perjuangan (PDIP) rentan berada dalam masalah terkait pemilih mereka yang masih bisa “digoyang” beralih ke partai lain.
Hal ini berdasarkan survei terbaru yang dikeluarkan Indikator Politik Indonesia di mana menyimpulkan sebesar 26,8 persen pemilih PDIP masih bisa berpindah pilihan.
PDIP jadi salah satu yang terbesar dengan angka kemungkinan pemilih pindah pilihan partai dengan 26,8 persen, bersama PAN 27,5 persen, dan Perindo 30,3 persen.
“Kabar aga kurang menyenangkan untuk PDIP, meski sekarang unggul tapi sekitar seperlima bahkan seperempat pemilih masih bisa digoyang,” ujar Pendiri Indikator Burhanudin Muhtadi pada penyampaian hasil rilis secara daring, Kamis (18/1/24).
Baca Juga: Lembaga Survei Ingatkan PDIP Mesti Waspada, Hattrick Pemilu Terancam Gagal!
Dalam hasil survei Indikator, disebutkan dalam simulasi daftar 18 lambang dan nama partai, PDIP menempati posisi pertama dengan 20 persen diikuti Gerindra dengan 18,1 persen.
Dalam simulasi surat suara, PDIP mencapai 21,5 persen diikuti Gerindra dengan 17,3 persen.
“PDIP atau calon dari PDIP paling banyak dipilih, 21.5%. Kemudian Gerindra 17.3%, Golkar 11.1%, PKB 9.2%, Nasdem 6.7%, PKS 5.9%, Demokrat 5.6%, PAN 4.4%. Partai lain lebih rendah dan sekitar 11.8% belum memilih partai,” demikian bunyi rilis Indikator.
Burhanudin mengungkapkan meski berada di urutan pertama, selisih antara PDIP dan Gerindra tergolong tipis dan dalam kisaran Margin of Eror.
Karena menurut Burhanudin situasi seperti ini merupakan alarm pengingat PDIP terhadap target besar mereka menang hattrick pemilu.
“Trennya turun (PDIP), jadi tren tetap turun untuk PDIP. Selisihnya dengan Gerindra dalam margin of error, ini alarm untuk PDIP karena keinginan untuk hattrick terancam oleh kehadiran Gerindra yang performanya meningkat,” jelas Burhanudin.
Baca Juga: Harga Kebutuhan Pokok Meningkat Jadi Alasan Terkuat Publik Tidak Puas dengan Kinerja Jokowi
Survei Indikator ini dilakukan 30 Desember 2023-6 Januari 2024. Penarikan sampel survei Indikator kali ini menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel basis sebanyak 1200 orang yang berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional, kemudian dilakukan oversample di 13 Provinsi yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali, NTT, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Sehingga total sample sebanyak 4.560 responden.
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait:
Advertisement