Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Panas Disinggung dalam Debat Cawapres, Begini Sorotan Peneliti Soal Food Estate

Panas Disinggung dalam Debat Cawapres, Begini Sorotan Peneliti Soal Food Estate Kredit Foto: Ist

“Saya ngerti kenapa akhirnya solusinya jadi paltter bag istilahnya itu sawah palsu, dia nggak bisa pakai tanah itu. Itu memang solusinya karena ini sudah dibuka ya solusi yang bisa dilakukan itu tapi ya costly, kan harusnya dilakukan sebelum food estate semua hal dipertimbangkan, memang bisa pakai sawah palsu,” ungkapnya.

Baca Juga: Peneliti Soroti Gibran bin Jokowi: Tidak Semua Masalah Jawabannya Hilirisasi!

Sementara itu, Cawares nomor urut 1 Muhaimin Iskandar dan Cawapres Nomor urut 3 Mahfud MD kompak mengkritisi program Food Estate di bawah kementerian pertahanan yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan sekaligus Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto.

“Di sisi lain, kita prihatin penyediaan pangan nasional melalui food estate mengabaikan petani kita, merugikan masyarakat adat. Hasilnya konflik agraria bahkan merusak lingkungan. Ini harus dihentikan,” kata Cak Imin

“Jangan seperti food estate yang gagal dan merusak lingkungan. Yang benar saja, rugi dong kita,” kata Mahfud.

Sementara itu Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mengklaim ada keberhasilandari program Food Estate.

“Intinya adalah program-program yang telah berjalan sekarang, cawapres nomor 1 dan nomor 3 kan kompak bilang food estate gagal. Saya tegaskan sekali lagi, Pak. Memang ada yang gagal, tapi ada yang berhasil, juga sudah ada yang panen,” ucap Gibran. 

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menegaskan hasil dari berbagai proyek yang sedang dikerjakan di beberapa daerah telah berjalan baik dan sesuai target, ia mengklaim hal ini termasuk Food Estate.

"Food estate ini bukan proyek instan, butuh proses. Kenyataannya kita memiliki 10 juta hektare yang sebelumnya tidak dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Kami sekarang menggarap itu, butuh proses, butuh teknologi agar menjadi lahan produktif," katanya dalam keterangan resmi, Senin (22/1/2024).

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: