Atas dasar itu, pencegahan stunting dan gizi buruk, serta pola hidup sehat dan makanan yang seimbang sangat penting dalam menyiapkan generasi Indonesia yang tangguh. Merujuk hasil audit kasus stunting wilayahnya, rata-rata disebabkan oleh hal yang sama, yaitu kekurangan gizi kronis, keluarga tidak memiliki jaminan sosial, rumah tidak layak huni, sanitasi kurang baik, hingga ketidakmampuan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi seorang anak.
Sementara Ketua Salarea Foundation Dadan M Ramdan mengingatkan bahwa mimpi menjadi negara maju tak akan bisa tercapai jika stunting belum ditekan secara sempurna di Indonesia.
Baca Juga: Ini Alasan Anies Baswedan Utamakan Ikan daripada Susu untuk Tangani Masalah Stunting, Simak!
"Tapi kalau saat ini masih banyak kasus stunting, bisa jadi anak-anak yang dilahirkan saat ini dalam kondisi gizi buruk dan stunting bukannya bonus demografi yang diraih, tapi beban ekonomi berat yang kelak ditanggung. Bukan menjadi negara maju yang dimimpikan," tandasnya.
Dadan mengajak semua pihak untuk bersama-sama dan bergotong- royong menjalankan program pencegahan stunting sesuai dengan kapasitas masiang-masing.
"Saya berharap inisiasi Rumah Tangguh Stunting ini jangan selesai sebatas seremoni, tapi tindak lanjutnya yang berkelanjutan," harapnya.
Adapun peresmian ini dihadiri oleh Jajaran Pimpinan STFI Bandung, Dr.apt Diki Prayogo W,M.SI, Pupung Ismayadi, ST.M.M, Dr.apt Sani Nurlaela F, M.Si. Hadir juga Camat Cibatu Sardiman Tanjung, Ketua Pokjanal Posyandu Cibatu Tinlatina Safrinawati Relawan Hands for Help Yayasan Ibdu Sina Peduli dan Komunitas Wanita Hebat Garut (Wahegar).
Baca Juga: Asian Agri Bersama Tanoto Foundation Gelar Pelatihan Cegah Stunting
Turut hadir perwakilan kader posyandu dari 11 desa, Pengurus Muslimat dan Fatayat NU, Aisyiyah Muhammadiyah Cibatu, Perwakilan NU Care Lazisnu, beserta tamu undangan lainnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Aldi Ginastiar
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement