Pendidikan menjadi dasar dalam menggapai kehidupan yang layak. Tanpa mengenal batas usia, sejumlah orang ingin memiliki kompetensi dan keahlian sehingga mampu mandiri. Sayangnya, tidak semua Lembaga Pendidikan formal maupun non formal bisa memberikan fasilitas yang baik.
Salah satunya masyarakat yang berada di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Mereka belum mampu merasakan ataupun mengakses fasilitas pendidikan yang memadai, sehingga tidak mendapatkan kesempatan pemerataan pendidikan.
Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) menjadi alternatif lembaga pendidikan nonformal yang bisa memberikan “kebutuhan” masyarakat akan akses pendidikan melalui program-program pendidikan kesetaraan, keaksaraan, dan juga Pendidikan Anak Usia Dini.
PKBM Ziona Gunungsitoli, merupakan satu dari sekian banyak lembaga pendidikan nonformal yang ada di Kepulauan Nias. Di Kepulauan Nias masih banyak masyarakat yang putus sekolah mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA sehingga menimbulkan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat dan akhirnya mengakibatkan penggangguran yang tinggi.
Ketua PKBM Ziona Gunungsitoli, Kepulauan Nias, Sumatera Utara, Bp. Rido Favorit Waruwu mengatakan dalam mengelola sebuah lembaga pendidikan tentunya terdapat beberapa peluang tantangan. Dukungan masyarakat, kepercayaan masyarakat dan banyaknya masyarakat yang membutuhkan pendidikan kesetaraan menjadi semangat kami untuk mengajar dan belajar bersama.
“PKBM Ziona Gunungsitoli menjadi salah satu PKBM paling aktif di kepulauan Nias, namun tentunya terdapat beberapa tantangan yang dihadapi, salah satunya keterbatasan sarana ruang belajar sedangkan jumlah peserta didik mencapai 250 orang (pendidikan kesetaraan dan peserta kursus) sehingga dengan terpaksa dirancang dengan sistem belajar shift/sesi,” ujar Rido.
Baca Juga: Wujudkan Guru PAUD Bersertifikat, Askrindo Gelar Diklat Berjenjang Tingkat Lanjut Seluruh Indonesia
Tantangan berikutnya yakni minat belajar masyarakat yang masih rendah sehingga membutuhkan strategi untuk menambah daya tarik masyarakat untuk belajar. Upaya yang dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran berbasis modul, tutorial secara daring dan pembelajaran berbasis kompetensi/keterampilan sehingga menciptakan rasa nyaman dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
“Menciptakan iklim baru melalui digitalisasi pendidikan dengan memanfaatkan website dan media sosial PKBM ZIONA sehingga dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat belajar kapan saja dan dimana saja.
Dari tantangan yang dihadapi, maka perlunya strategi yang kuat melalui peningkatan kualitas proses pembelajaran, memperkaya program kegiatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai pihak,” tambah Rido.
Pendidikan kesetaraan diharapkan menjadi solusi dari persoalan dan kendala setiap orang dalam menggapai pendidikan beberapa lulusan PKBM Ziona Gunungsitoli telah menjalani proses yang panjang.
Terdapat beberapa peserta yang usia tua yang saat ini masih menempuh pendidikan kesetaraan di PKBM ZIONA, di luar sana mereka bekerja sebagai tenaga harian lepas, buruh dan petani, juga beberapa yang saat ini aktif sebagai PNS yang diangkat dari honorer, juga terdapat TNI aktif yang dulunya penganggkatan SMP dan ingin melanjut ke paket C untuk kenaikan pangkat.
Baca Juga: Askrindo Gaet 4 BPD, Teken Kerja Sama Kredit Usaha Alsintan (KUA)
Mencerdaskan Masyarakat Kepulauan
Semangat belajar yang ditunjukkan oleh para peserta didik di wilayah perbatasan yang notabene termasuk dalam wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) sebaiknya harus dapat dijaga bersama.
Berbagai upaya pun dilakukan berbagai pihak, tidak terbatas oleh pemerintah maupun swasta. Contohnya, seperti yang dilakukan oleh PT Askrindo dalam Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL).
PT Askrindo sebagai salah satu anggota holding perasuransian dan menaruh perhatian pada upaya PKBM yang ada di wilayah 3T yang memberi kesempatan kepada masyarakat untuk memperoleh aksesibilitas pendidikan.
PKBM di wilayah 3T memiliki lokasi dan tempat belajar yang relatif sederhana, memiliki murid dan jumlah pengajar yang terbatas, serta sarana dan prasana belajar mengajar serba seadanya.
Direktur Utama PT Askrindo, Fankar Umran, mengatakan dengan adanya sarana komputer di PKBM, tidak hanya bermanfaat untuk mengenalkan peserta didik terhadap teknologi dan kesiapan bekerja di perusahaan, akan tetapi juga bermanfaat dalam kegiatan belajar mengajar dan menjelajah melalui dunia internet.
Baca Juga: digiask by Askrindo Beri Perlindungan di Tempat Wisata
Hal ini sejalan dengan program TJSL PT Askrindo dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) nomor 4 Pendidikan Berkualitas.
“Askrindo memberikan bantuan komputerisasi sebanyak 10 unit komputer kepada PKBM Ziona Gunungsitoli guna melakukan ujian akhir kesetaraan sudah berbasis komputer (UNBK). Dengan adanya fasilitas komputer semakin dirasa penting oleh pengajar PKBM dan murid, dan juga komputer tersebut dapat dimanfaatkan oleh banyak orang yang berada di wilayah PKBM tersebut guna mendapat ilmu tambahan. Melalui program komputerisasi PKBM ini, Askrindo ingin membantu masyarakat mendapatkan yang baik dan juga setara dengan Pendidikan di kota besar,” jelas Fankar.
Sebagai informasi, sejak 2019 hingga saat ini, sebanyak 305 unit komputer di 25 PKBM yang tersebar di Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan juga Kepulauan Nias, Sumatera Utara telah diberikan melalui program Askrindo Peduli Pendidikan.
Hal ini akan terus dilakukan sebagai bentuk aksi TJSL perusahaan yang berkesinambungan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement