Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bisnis Industri Suplai Pertanian Terus Bertumbuh, DGW Group Optimis Hadapi Tahun 2024

Bisnis Industri Suplai Pertanian Terus Bertumbuh, DGW Group Optimis Hadapi Tahun 2024 Kredit Foto: DGW Group
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Delta Giri Wacana (DGW Group) sebagai perusahaan suplai pertanian nasional tetap optimis, melihat tahun 2024 mendatang sebagai tahun yang dinamis dalam meraih peluang bisnis yang ada. Hal ini ditandai dengan berakhirnya musim kemarau panjang, tentunya akan mengintensifkan kegiatan pertanian nasional.

Selain itu, dukungan pemerintah dalam mendorong peningkatan produktivitas pertanian guna mendukung ketahanan pangan, menjadi faktor penting dalam mendorong sektor agraria termasuk bagi industri suplai pertanian.

“Optimisme tersebut diperkuat dengan kemampuan group dalam membukukan pertumbuhan penjualan 2023 sebesar 15,6% secara konsolidasi di tengah tantangan kondisi cuaca ekstrim, seperti musim kemarau panjang akibat el nino, yang menyebabkan penurunan pada aktivitas dan hasil pertanian nasional” kata David Yaory, CEO DGW Group.

El Nino yang terjadi sepanjang 2023 memberikan dampak signifikan bagi sektor pertanian tanah air. Utamanya dampak el nino dirasakan petani adalah rendahnya curah hujan yang menyebabkan area pertanian mengalami kekeringan diikuti ancaman gagal panen. Sebagaimana terjadi di Sulawesi Tenggara kekeringan akibat el nino sebanyak 824 hektar lahan sawah di Sembilan daerah mengalami puso.  

Faktor yang menjadi kekuatan DGW Group dalam menghadapi tahun 2023 terletak pada manajemen rantai pasok bahan baku yang solid, market focusing, strategic pricing serta jaringan pemasaran yang kuat melalui tenaga agronomis berpengalaman dalam memberikan pendampingan kepada petani.

Baca Juga: Bulog Sarankan AI dan Teknologi Olah Pangan Jadi Solusi Lahan Pertanian yang Mulai Hilang dan Tingkatkan Produksi

“Inisiatif tersebut diambil oleh Group mengingat kinerja pasar suplai pertanian yang tidak begitu baik di tahun 2023. Berdasarkan data dari Euromonitor dalam riset Industri Agrokimia di Indonesia, konsumsi pestisida Indonesia pernah menyentuh pertumbuhan yang kuat di tahun 2021 dengan nilai sebesar Rp23,6 triliun. Akibat el nino total konsumsi pestisida nasional di tahun 2023 diestimasi hanya tercatat sebesar Rp16,4 triliun baik untuk segmentasi pasar B2B dan Non B2B melanjutkan tren penurunan secara Compound Annual Growth Rate (CAGR) periode 2018-2022 yang sebesar -3,7%” imbuh David.

Berkaca pada kondisi tersebut, unit bisnis pestisida DGW Group menerapkan strategi yang terfokus pada harga jual yang kompetitif diimbangi optimalisasi dalam menangkap permintaan pasar melalui produk-produk yang dibutuhkan petani. Di tengah penurunan pasar pestisida nasional tahun 2023, bisnis pestisida DGW masih tumbuh sebesar 11% secara volume penjualan. Pertumbuhan tersebut didukung oleh produk jenis herbisida di mana volume penjualan mengalami kenaikan sebesar 16%.

Selain herbisida, kejelian Perusahaan dalam menangkap minat pasar juga mendorong pertumbuhan volume penjualan di beberapa segmentasi produk seperti produk berbahan organik yang secara tren pasar mengalami pertumbuhan. DGW sendiri memiliki produk pestisida berbahan organik yang ikut tumbuh di tahun 2023 yaitu Leili 2000.

Leili 2000 merupakan pestisida organik yang berperan sebagai nutrisi pelindung tanaman yang terbuat dari ekstrak rumput laut yang diformulasikan dengan unsur mikro serta mudah diserap oleh tanaman. Produk pestisida lainnya yang tumbuh secara signifikan di tahun 2023 yaitu pada produk spreader/ perekat yang mengalami pertumbuhan volume penjualan sebesar 54% dibandingkan tahun 2022.

Pertumbuhan di tengah tantangan el nino juga dirasakan Perusahaan pada bisnis pupuk. Meskipun di tahun 2023 Euromonitor memprediksi terjadi penurunan konsumsi pupuk menjadi 24,8% adanya kebutuhan pupuk dalam negeri yang tinggi untuk kebutuhan aplikasi pertanian dalam mendukung pemenuhan pangan nasional seperti beras dan tanaman komersial lainnya seperti sayuran dan buah-buahan kinerja Perusahaan untuk bisnis pupuk masih dapat bertumbuh.

Baca Juga: Pakar Pertanian Apresiasi Kebijakan Pangan dan Pertanian di Era Jokowi

Khusus pada segmen pupuk premium, Euromonitor memperkirakan segmen ini akan terus mempertahankan momentum pertumbuhan sampai dengan periode perkiraan. Hal ini dikarenakan penggunaan pupuk premium berkualitas tinggi selaras dengan kebutuhan dalam negeri khususnya pemerintah dalam meningkatkan produktivitas pertanian, mendorong pertanian cerdas serta meningkatkan pengetahuan petani.

DGW Group sendiri memasarkan pupuk jenis premium, semi premium dan pupuk tunggal. Pupuk premium merupakan kategori pupuk yang dikenal memiliki kandungan unsur hara berkualitas tinggi (Nitrogen, Fosfor dan Kalium), formulasi yang canggih, dan memiliki karakteristik performa yang unggul. Pupuk premium dirancang untuk memberikan tingkat unsur hara yang optimal dan rasio yang seimbang untuk memaksimalkan hasil panen. Produk pupuk premium DGW Group diantaranya adalah Pupuk NPK Compaction.

DGW Group di 2023 mencatatkan pertumbuhan volume penjualan pupuk secara volume penjualan sebesar 34% dari tahun 2022. Dengan kinerja yang masih bertumbuh di tahun 2023, DGW Group melihat tahun 2024 mendatang sebagai tahun yang dinamis dalam meraih peluang bisnis yang ada. Berakhirnya musim kemarau panjang akan mengintensifkan kegiatan pertanian nasional. Selain itu, dukungan pemerintah dalam mendorong peningkatan produktivitas pertanian guna mendukung ketahanan pangan menjadi faktor penting dalam mendorong sektor agraria termasuk bagi industri suplai pertanian.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: