Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kolaborasi, Kunci Implementasi Teknologi Hijau untuk Pembangunan Berkelanjutan

Kolaborasi, Kunci Implementasi Teknologi Hijau untuk Pembangunan Berkelanjutan Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Isu perubahan iklim selama ini sangat membutuhkan aksi kolektif berbagai pihak demi mendorong transisi menuju masa depan berkelanjutan. Dalam hal ini, keberadaan teknologi hijau diyakini mampu menjadi tools untuk meningkatkan nilai dari hulu hingga hilir demi mencapai net zero emission pada tahun 2060. 

Sebagai upaya mengembangkan kemampuan dan kapasitas wirausaha teknologi hijau, GIZ Indonesia atas nama Kementerian Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Jerman (BMZ) bekerja sama dengan Bappenas, melalui proyek Digital Transformation Center (DTC) Indonesia dengan dukungan Endeavor Indonesia melangsungkan rangkaian program Greentech Entrepreneurs Network (GEN) pada Kamis (1/2).

Baca Juga: Strategi Kemitraan Global Chandra Asri Group dalam Indonesia Incorporated Day 2024

Direktur Ketenagalistrikan, Telekomunikasi, dan Informatika Kementerian PPN/Bappenas Taufiq Hidayat Putra menjelaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memajukan pembangunan ekonomi hijau. “Saat ini, perhatian besar Indonesia adalah tentang cara hidup berkelanjutan dengan kualitas lebih baik. Karena itu, pembangunan ekonomi hijau dan energi transisi terus digenjot. Pemerintah Indonesia sendiri sangat sadar menyusun prioritas untuk implementasi hidup yang berkelanjutan. Lewat rencana pembangunan nasional, kami ingin terus berkolaborasi dengan berbagai pihak. Keberhasilan pembangunan tentu tidak berasal hanya dari pemerintah, melainkan kolaborasi secara pentahelix. Karena itu, kami siap untuk terus dorong dan fasilitasi,” ujar Taufiq. 

Berlangsung selama tiga hari, program GEN siap mendorong dan mengkatalisasi pertumbuhan vertikal startup teknologi hijau di Indonesia. Kegiatan GEN sendiri berfokus untuk melibatkan pembangunan kapasitas kewirausahaan dalam bentuk akselerasi bisnis serta penguatan jaringan kolaborasi antara bisnis dan sektor publik. 

Kegiatan ini sekaligus membuka akses kepada mitra bisnis potensial, investor, dan mentor dengan mengajak berbagai pihak antara lain pemerintah daerah hingga LSM untuk ikut berpartisipasi.

Baca Juga: Tangkal Polusi Udara, KAI Siap Hijaukan Kota Bandung

Advisor Digital Transformation Center (DTC), GIZ Indonesia Atiek Puspa Fadhilah menjelaskan selama ini, tingkat kewirausahaan di Indonesia sangat tinggi. Meski begitu, para wirausaha, termasuk UMKM dan startup banyak yang akselerasinya terhambat di ideation untuk meramu produk apa yang sesuai serta dukungan lain yang dibutuhkan. 

“Melalui GEN, kami berusaha untuk break the ceiling agar pengusaha mampu mengelola resources yang mereka punya. Menggandeng Endeavor sebagai partner, kami melihat programnya sangat cocok untuk memberikan business practice dan mampu perluas kolaborasi hingga berjejaring. Lewat program ini, kami berharap bisa membangun berbagai portofolio kerja sama demi meningkatkan kredibilitas agar pada akhirnya pendana bisa percaya pada mereka,” ucap dia.

Sementara itu, Koordinator Ekosistem dan Pemanfaatan TIK, Kementerian PPN/Bappenas Andianto Haryoko menitikberatkan pada aspek penting mendapatkan pendanaan bagi sektor teknologi hijau. Menurut dia, pemerintah memiliki tiga aspek utama dalam mengatasi berbagai hambatan, di antaranya kebijakan regulasi, kelembagaan, dan pendanaan. 

Khusus pendanaan, penting adanya regulasi yang tepat sasaran untuk adanya akses pendanaan ke greentech. “Sebagai wirausaha, mereka perlu membuktikan kredibilitasnya sehingga dianggap mampu kelola resource-nya. Lewat program GEN ini, diharapkan para wirausaha mampu mendapatkan berbagai best practice dalam mengembangkan usahanya,” jelas Andi. 

Selain Scale Up Academy, Business Matching dan Networking Night menghadirkan rangkaian acara yang mencakup sesi presentasi dari para peserta, focus group discussion (FGD), dan sesi speed dating antara peserta dan investor. Nantinya di bulan Maret - April 2024,

Baca Juga: Gelorakan Ekonomi Hijau, Puluhan Startup Ini Terpilih Ikuti GEN 2024

Selama penyelenggaraannya, para peserta mendapatkan berbagai ilmu bermanfaat mulai dari pembahasan mendalam tentang sektor teknologi hijau yang ditekuni, seluk-beluk regulasi sektor hijau di Indonesia, strategi penjualan, strategi perekrutan karyawan, hingga topik-topik lain yang relevan. Acara ini dikemas dalam bentuk Scale Up Academy. 

Sesi ini dihadiri oleh sejumlah pakar ternama, seperti Andianto Haryoko (Koordinator Ekosistem dan Pemanfaatan TIK, Kementerian PPN/Bappenas), Andriah Feby Misna (Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Dirjen EBTKE Kementerian ESDM), Arif Utomo (Senior Engagement Lead for Energy and Sustainable Business, WRI Indonesia), dan lain sebagainya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: