Diplomat Success Challenge (DSC) merupakan sebuah program kompetisi kewirausahaan yang memberikan kesempatan kepada kaum muda Indonesia yang berani berwirausaha. Saat ini baru saja selesai DSC Season 14 pada Januari lalu dengan juaranya: Yoel Tristan Co-founder dan CEO FI+/Fuel terpilih sebagai Best of the Best Diplomat Success Challenge 2023 (DSC Season 14),
Selain itu terpilih juga Danang Satria (Alamme) sebagai ‘Most Promissing Business’, dan Hesti Rosa Wulansari (CEO Mebiso.com) sebagai ‘Most Progressive Challenger’. Selain itu juga terpilih finalis DSC Season 14 yaitu Ricardo Petricius (Chipsy Chips/Agridea), Nurdini Prihastiti (Dama Kara), Nathania Tifara (Guru Bumi), Adhyatma Wiradharma (Verus Audio), Septia Erianty (Oganic Lombok), Ria Andriana (Street Sushi), dan Mirna An Nissa (Primal Surf International).
Selama 14 tahun ini DSC telah memberikan inovasi untuk menjaring para calon wirausahawan muda dalam mendukung ide bisnis ataupun bisnis yang telah berjalan. DSC kini telah menjadi ajang kompetisi wirausaha bergengsi di tanah air, selain antusiasme peserta yang sangat tinggi, jumlah hibah modal usaha sebagai hadiah bagi pemenang juga makin besar. Selain itu tentu adanya pendampingan bisnis dari para mentor selama 2 tahun menjadi daya tarik yang tak ternilai bagi peserta.
Seperti dijelaskan oleh Surjanto Yasaputera, Ketua Dewan Komisioner DSC bahwa even yang diselenggarakan oleh Wismilak Group melalui Wismilak Foundation ini telah berkembang menjadi besar dan saat ini menjadi salah satu even yang ditungu-tunggu oleh para wirausaha muda nasional.
“ Jadi memang berbeda dari tahun pertama, saat itu kita jemput bola, mengajak orang untuk ikut, namun sekarang sepertinya even ini sudah ditunggu-tunggu, Kapan pendaftaran ini dibuka?, karena mereka memang merak sudah siap untuk join,” ujar Surjanto melalui sambungan Zoom Senin (5/02).
Seperti diketahui para pendaftar DSC dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada season pertama tahun 2010 pendaftar DSC sebanyak 606 orang. Pada tahun 2023 naik 4.814% menjadi sebanyak 29.780 orang.
Menurut Surjanto, ada beberapa faktor yang membuat tingginya antusias masyarakat untuk mendaftar pada ajang DSC. Diantaranya adalah mencari pengalaman dan penggetahuan, mencari pendanaan dan jejaring.
“Jadi pertama, mereka butuh pengetahuan (knowledge). Sepertinya mereka mengikuti (DSC) dari awal, dari mulut kemulut dan dari tayangan yang kita lakukan selama 15 tahun. Jadi mereka pasti pengen ikut. Peserta ini kan pemula, baru mulai, walau tentu ada juga yang sudah matang. Pada intinya mereka punya keberanian untuk membuat sesuatu, menjual hasil buatanya kepada customer. Dari apa yang mereka lakukan mereka bisa berbisnis. Namun meraka belum yakin apa yang mereka lakukan itu sudah bener, karena mereka belum tahu parameter apa yang harus mereka punyai. Nah, itu lah yang membuat mereka antusias. Dari apa yang kita publikasikan ternyata wirausaha muda ini harus bisa menghitung HPP (harga pokok produksi), mengatur chasflow, harus tau target market yang jelas. Terbesar dari mereka ini belum familiar dengan kaedah bisnis yang ada , nah faktor ini yang mendorong mereka ingin ikut.”
Faktor kedua menurut Surjanto adalah berjejaring (networking). “Para peserta DSC ini kan banyak dari berbagai industri, jadi mereka ingin berkenalan dan berjajaring. Faktor ketiga adalah tentu mereka berharap permodalan. Untuk permodalan ini, pemenang dapat dari dua Chanel, satu dari dana hibah usaha DSC sebagai hadiah pemenang yang saat ini total sebesar Rp2,5 miliar, yang kedua mereka bisa mendapat akses permodalan dari berbagai jalur, misal perbankan.”
Faktor ke empat yang membuat antusias peserta begitu tinggi menurut Surjanto adalah pendampingan oleh mentor selama dua tahun.. “Meraka harapkan juga mentorship. Merak ini kan pada umumnya berbisnis dengan otodidak, belajar sendiri. Dan DSC ada mentor yang mendampingi selama 2 tahun, dimana mentor kita bukan hanya dari kalangan pengajar namun mereka juga praktisi yang terjun di dunia bisnis.”
Bukan hanya para pemenang yang mendapat pendampingan mentor, menurut Surianto 45 peserta yang lolos dalam tahap penjaringan pertama sudah mendapatkan pendampingan pelatihan misal mengenai cashflow, brand bulding.
DSC Merupakan Bagian dari SDGs
“Kita ini berikan giveback, mengembalikan sebagian keuntung yang kita dapat untuk environment. Istilah SDGs (Sustainable Development Goals) kan baru-baru ini. Saat kita mulai 14 tahun lalu belum ada istilah SDGs. Tapi kita sudah melihat, kami butuh maju bersama, salah satunya dengan Wirasaha. Kita bisa masuk paling tidak dalam 5 SDGs, yakni;
Goals ke 3, menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia. Kita melaksanakan ini tentu berharap kesejahteraan seluruh penduduk bisa meningkatkan paling tidak dari para kewirausahaan ini;
Goals ke 4, menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat. Jadi kami juga ingin mereka itu tetap mau belajar kita berikan sarana untuk belajar;
Goals ke 8, pertumbuhan ekonomi, pekerjaan yang layak, Dengan kita membimbing wirausaha muda ini mereka juga bisa membuka lapangan pekerjaan. itu juga bisa juga meningkatkan perekonomian, seperti kita tahu perekonomian satu negara itu sangat tergantung kepada tingkat kewirausahaan rakyat nya, semakin tinggi tingkat kewirausahaan suatu negara semakin baik tingkat perekonomiannya dan tidak mudah digoncang.
Goals ke 10, mengurangi kesenjangan, dengan mendapetkan para wirausaha yang tangguh (pemenang) dan semua maju ini akan mengurangi kesenjangan;
Goals kaunyaadalah ke 16, Keadilan dan kelembagaan yang kuat, istilah government sangat digaungkan, yakni tingkat pengurusan suatu organisasi atau perusahaan dengan lebih baik, disitu kita ajarkan membangun suatu kelembagaan efektif, akuntabel yang inklusif. Jadi apa yang kita lakukan ini sebagai; bentuk giveback dari wismilak sekaligus sejalan dan semangatnya dengan SDGs. “
Progres Pemenang DSC
Selama penyelanggaan DSC hingga saat ini , bagai mana progres para pemenang DSC itu sendiri?. Dalam hal ini Surjanto menjelaskan,
“Ada 3 konsep utama membangun bisnis yang menjadi core value DSC yaitu 3P (Paham, Piawai, Persona). Paham (knowledge) dimana seorang wirausahawan itu tahu mengenai lingkungan sekitarnya, tahu mengenai target market nya, tau mengenai produknya, ini mengenai environment bisnis. Yang kedua yang kita nilaiq adalah Piawai, (skill) kita nilai piawai dalam organisasi suatu kelompok, piawai dalam memprentasi idenya piawai dalam mengelola anggota timnya, piawai melakukan perhitungan bisnis yang diperlukan. Ketiga persona, yakni yang kita nilai itu etitute (karakter) yang berhubungan kejujuran tidak mudah mudah menyerah.”
“Jadi yang kita nilai itu bukan hanya bisnisnya tetapi 3 P tadi, karena ini melekat dari sosok orangnya, Kalau masalah bisnis bisa naik bisa turun, tergantung situasi. Dulu bisnis offline sangat bagus ketika kena pandemi offline nya susah lalu beralih ke online, Kalau bisnis ini kan bisa naik turun, namun bila seseorang pengusaha atau Wirausaha sudah punyai 3P tentu naik turunnya bisa beralih. Jadi saya nilai hampir 99,9% peserta yang menjadi pemenang DSC tetap menjadi wirausaha yang unggul, dari info yang saya dapat mereka tetap berbisnis. Untuk peserta yang sekarang, saya bangga, mereka memiliki keberanian. Mereka ini baru mulai usaha tapi sudah berani ikut DSC, akselerasi nya lebih cepat, ini harus dipupuk dandi kembangkan dan kita memfasilitasi itu, agar mereka jadi lebih cepat berkembang,” pungkas Surjanto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi
Advertisement