"Kepala BIN itu anak buah Jokowi seperti juga Jaksa Agung atau Menkkumham. Jadi persoalannya di Presiden, jadi lihat teladannya saja dulu," tegas Syahganda menjawab wartawan.
Lebih jauh Adhi Massardie mengakui kemungkinan terjadinya 'goro-goro' jika Pemilu tidak mencerminkan jurdil. Jika ini terjadi ia mengingatkan TNI dan Polri hanya bertugas mengamankan Presiden dan keluarganya bukan kekuasaannya.
Baca Juga: Litbang DPP ini sebut Ganjar-Mahfud Menang Satu Putaran Raih 51,4 Persen
"Tugas Undang-Undang memang mengamankan Presiden, tapi kekuasaan milik rakyat terserah apapun pilihan rakyat," kata Adhi Massardie.
Mantan Jubir Presiden K.H. Abdurrahman Wahid itu menilai, hari-hari ini terjadi kerusakan demokrasi sebagaimana mana yang disampaikan para tokoh-tokoh bangsa, mulai dari kampus, civil siciety, hingga tokoh agama.
"Presiden membunuh peradaban karena mengabaikan etika. Padahal Pemilu ini ujian calon-calon pemimpin nasional, dasarnya etika. Kita pilih pemimpin yang beretika, tetapi justru di sini etika dibunuh dengan mengorbankan MK dan KPU," papar Adhi Massardie
Baca Juga: Unit Bisnis Asian Agri, Hari Sawit Gelar Upacara Peringatan Bulan K3
Apabila terjadi sengketa pemilu pun, lanjut Adhi, tidak mungkin mengadu ke MK yang semua anggotanya sudah divonis melanggar etika, demikian juga dengan KPU yang semua komisionernya divonis melanggar etika.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement