Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perubahan Iklim Makin Mengkhawatirkan, BMKG: 2023 Tercatat sebagai Tahun Terpanas

Perubahan Iklim Makin Mengkhawatirkan, BMKG: 2023 Tercatat sebagai Tahun Terpanas Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa dampak perubahan iklim yang melanda bumi semakin mengkhawatirkan. Menurutnya, perubahan iklim tersebut tidak hanya menjadi ancaman bagi Indonesia, namun juga bagi seluruh komunitas internasional.

"Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, akibat dari pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik industri yang tidak berkelanjutan, telah mendorong perubahan iklim pada kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya," ungkap Dwikorita dilansir dari siaran pers, Minggu (11/2). 

Baca Juga: Penggunaan Batu Bara Buat Peringkat Kebijakan dan Aksi Untuk Jaga Target Iklim Indonesia Turun

Dwikorita mengatakan, perubahan iklim global bukanlah kabar bohong dan prediksi untuk masa depan, melainkan realitas yang dihadapi miliaran jiwa penduduk bumi. Oleh karena itu, fenomena tersebut tidak bisa dianggap sebagai sebuah persoalan sepele.

Lebih lanjut, Dwikorita menerangkan, Badan Meteorologi Dunia (WMO) baru saja menyatakan bahwa tahun 2023 tercatat sebagai tahun terpanas sepanjang pengamatan instrumental. Anomali suhu rata-rata global mencapai 1,40 derajat Celcius di atas zaman pra industri.

Angka ini, kata Dwikorita, nyaris menyentuh batas yang disepakati dalam Paris Agreement tahun 2015 bahwa dunia harus menahan laju pemanasan global pada angka 1,5 derajat celcius. Pada tahun 2023, terjadi rekor suhu global harian baru dan terjadi bencana heat wave ekstrem yang melanda berbagai kawasan di Asia dan Eropa.

"Rekor iklim yang terjadi di tahun 2023 bukanlah kejadian acak atau kebetulan, melainkan tanda-tanda jelas dari pola yang lebih besar dan lebih mengkhawatirkan yaitu perubahan iklim yang semakin nyata," imbuhnya.

"Maka dari itu, perlu langkah atau gerak bersama seluruh komponen masyarakat, tidak hanya pemerintah, namun juga sektor swasta, akademisi, media, LSM, dan lain sebagainya," tambah Dwikorita.

Baca Juga: Greenpeace Indonesia Nilai Debat Cawapres Gagal Menjawab Krisis Iklim

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan, mengungkapkan bahwa perubahan iklim memiliki dampak yang besar terhadap bumi dan seluruh mahluk hidup yang mendiaminya tanpa terkecuali. Berbagai sektor, kata dia, akan mengalami dampak yang sangat besar, utamanya sektor pertanian yang mengancam ketahanan pangan seluruh negara.

"Perubahan iklim menjadi tanggung jawab bersama. Karenanya perlu upaya bersama dan berkelanjutan untuk menahan lajunya dan mengurangi dampaknya," sebutnya.

Meski begitu, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Fachri Radjab, mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan upaya. Adapun untuk mencapai target kinerja yang positif, ia menyebut bahwa BMKG telah menetapkan sejumlah strategi baru dalam membuat prediksi iklim. Di antaranya meningkatkan pemahaman ilmiah tentang pengaruh pemanasan global terhadap sistem iklim, penggunaan teknologi terkini, dan kolaborasi global.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: