Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BUMDes Berpotensi Wujudkan Indonesia Emas 2045

BUMDes Berpotensi Wujudkan Indonesia Emas 2045 Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Desa memiliki peranan penting dalam mendorong kemajuan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Namun, desa masih dihadapkan pada berbagai tantangan klasik, termasuk kemiskinan dan kesenjangan yang lebar, serta kurang optimalnya pemanfaatan potensi sumber daya alam.

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dapat menjadi aktor potensial dalam mengakselerasi pembangunan desa. Walaupun, peran BUMDes, terutama di Jawa Barat, masih dirasa belum optimal. 

“Hasil penelitian ini menyoroti pentingnya inovasi sosial sebagai faktor kunci dalam pembangunan perdesaan, yaitu dengan memanfaatkan strategi neo-endogen untuk menghasilkan nilai ekonomi sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat,” kata Ketua Ikatan Wartawan Ekonomi Bisnis (IWEB) Yulistyne Kasumaningrum pada sidang terbuka kandidat doktor Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Padjadjaran (Unpad) di Aula MM FEB Unpad, Kota Bandung, Senin (12/2/2024).

Yulistyne menyampaikan hasil risetnya di hadapan ketua sidang yang dipimpin Prof. Yudi Azis, S.E., S.Si., S.Sos., M.T., Ph.D. Oponen ahli Dr. Dwi Purnomo, STP., MT, Budi Harsanto, S.E., MM., Ph.D., PGCert HE., FHEA, Prof. L.J. Slikkerveer, dan Dr. Thuy Chung Phan. Juga representasi Guru Besar yaitu Prof. Dr. R. Arief Helmi, SE., MP. 

Riset Yulistyne yang akrab disapa Tine mengangkat penelitian berjudul “Model Inovasi Sosial Untuk Pembangunan Perdesaan-(Studi Kasus Badan Usaha Milik Desa di Jawa Barat)”.

Riset dipromotori oleh Prof. Yudi Azis, S.E., S.Si., S.Sos., M.T., Ph.D sebagai ketua, serta tim promotor Dr. Kurniawan Saefullah, S.E., M.Ec dan Dr. Adiatma Yudistira M. Siregar, S.E., ME.conSt.

Model inovasi sosial dinilai mampu menjadi solusi untuk mendorong pembangunan perdesaan di Indonesia. Model ini menuntun pengembangan perdesaan berdasarkan potensi yang dimiliki. 

Tine menjelaskan Inovasi sosial adalah sebagai kegiatan, praktik, dan pendekatan yang membantu masyarakat mencapai tujuan yang sebelumnya tidak terpenuhi atau tidak terealisasi. Inovasi sosial lebih ditekankan pada pemanfaatan potensi yang ada termasuk masalah yang dihadapi masyarakat, tanpa harus meniru pengembangan perdesaan daerah lainnya. 

Baca Juga: Kao Indonesia Wujudkan Desa Wisata, Begini Respon Kemenparekraf

Namun, untuk menggunakan model inovasi sosial, perlu didukung beberapa faktor. Di antaranya kolaborasi lintas sektor dan kepemimpinan.  

Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi sosial mampu meningkatkan kinerja BUMDes, memperkuat kolaborasi lintas sektor, dan kepemimpinan. Namun, masih ada tantangan seperti terjadinya penurunan modal sosial dan keterbatasan dalam pemanfaatan TIK di daerah perdesaan.

“Sebagaimana yang diketahui inovasi sosial di pedesaan erat dengan konteks lokalitas. Perdesaan Indonesia kaya akan keragaman geografis budaya dan pengetahuan lokal,” katanya. 

Untuk itu, hasil dari penelitian ini merekomendasikan dukungan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemerintah desa dalam meningkatkan kinerja BUMDes melalui fasilitasi permodalan, pendampingan teknis, dan pengembangan kepemimpinan. 

Selain itu, dukungan dari akademisi dan industri juga diperlukan untuk mengoptimalkan potensi lokal dan meningkatkan kinerja BUMDes.

Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya memberikan wawasan baru dalam ranah akademik, tetapi juga memberikan rekomendasi praktis untuk mendorong pembangunan perdesaan melalui inovasi sosial dan kinerja BUMDes.

“Kinerja BUMDes dapat ditingkatkan dengan memerhatikan kinerja ekonomi melalui penambahan unit usaha ataupun inisiatif pemanfaatan potensi lokal yang belum dieksplorasi,” imbuh Tine yang juga aktif sebagai jurnalis di Pikiran Rakyat. 

Baca Juga: Bupati Sanjaya Angkat Potensi Wisata Desa Gunung Salak di Kabupaten Tabanan

Sedangkan peningkatan kinerja non ekonomi, dapat dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan yang ditujukan untuk pemberdayaan masyarakat, misalnya mengadakan pelayanan kesehatan gratis, pelatihan pengelolaan keuangan dan perpajakan, pelatihan mengenai pola tanam, teknologi pascapanen.

Adapun, Ketua Promotor Prof. Yudi Azis mengatakan penelitian ini pun merupakan bagian dari upaya berkontribusi memecahkan masalah sosial. Khususnya dalam kaitan perdesaan, melalui ilmu manajemen inovasi untuk menghasilkan teori dan pengetahuan mengenai inovasi sosial. 

“Temuan yang dihasilkan, selain memberikan wawasan baru dalam ranah akademik mengenai inovasi sosial juga diharapkan mampu berkontribusi nyata dalam mendorong pengembangan BUMDes dan percepatan perekonomian desa,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: