Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Biaya Hidup Meningkat Tinggal di Kota Besar Dorong Pilihan Value for Money

Biaya Hidup Meningkat Tinggal di Kota Besar Dorong Pilihan Value for Money Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Data survei Euromonitor, menunjukkan sekitar 74 persen konsumen global cemas terhadap lonjakan harga barang sehari-hari yang terjadi di tahun 2023. 

Hal ini membuat biaya hidup di tahun 2024 terus merelambat naik di tengah kecemasan tersebut. Konsumen akan bersikap lebih hati-hati, menimbang-nimbang setiap pengeluaran, dan lebih selektif dalam berbelanja.

Menurut CEO dan Co-founder CIAS, Indrawan Nugroho bahwa konsumen semakin berkembangnya zaman mementingkan value for money, sehingga keputusan mereka dalam membeli barang tidak hanya dipengaruhi faktor harga, melainkan juga nilai yang diperoleh dalam rentang waktu tertentu. 

"Konsumen lebih suka berinvestasi dengan cara memilih barang berkualitas dan lebih awet dipakainya," ucap Indrawan, dikutip dari laman YouTubenya, Jumat (23/03). 

Sikap konsumen, kata Indrawan telah berubah dari memandang lebih murah lebih baik menjadi lebih memilih value for money

"Mereka tidak hanya bermaksud berhemat, tetapi menimbang seberapa besar nilai yang bisa didapat dari barang yang dibeli seperti kegunaannya, lamanya masa pakai, dan juga kepuasan. Hal ini membuat pasar ikut berubah dan setiap merek didesak untuk memperbaiki penawaran produk dan strategi pemasarannya," ujar Indrawan. 

Indrawan menyebut produsen harus lebih fokus untuk meningkatkan kualitas, memperpanjang masa pakai, meningkatkan nilai manfaat dari produk, serta berkelanjutan pelayanan pasca penjualan. 

Lalu langkah Apa yang harus diambil untuk menyiasati perubahan?

Untuk menyiasati perubahan perilaku konsumen ini, produsen harus fokus pada peningkatan kualitas produk, memperpanjang masa pakai, meningkatkan nilai manfaat dari produk, serta memberikan pelayanan pasca penjualan yang berkelanjutan.

Baca Juga: Jokowi Apresiasi Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Besutan OJK

Indrawan mengatakan contohnya yakni dengan langkah seperti program warnware yang ditawarkan oleh Patagonia, yang memiliki produk tahan lama yang didukung layanan perbaikan untuk memperpanjang masa pakai produknya, dapat menjadi inspirasi bagi produsen lainnya. 

"Langkah ini tidak hanya sejalan dengan filosofi value for money, tetapi juga mempromosikan citra merek yang positif dan dapat menarik minat konsumen yang mencari nilai terbaik dari uang yang mereka keluarkan," ujar Indrawan. 

Seperti halnya bagi mereka yang tinggal di wilayah Jabodetabek, Surabaya, Makassar, Batam, Balikpapan, dan Kendari, telah merasakan meningkatnya biaya hidup. 

Indrawan membeberkan lonjakan biaya hidup bulanan sekitar 1 sampai 1,5 juta terjadi di kota-kota tersebut sejak tahun 2018 hingga 2022. Trend ini juga terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Seiring dengan kecemasan terhadap lonjakan harga barang sehari-hari, konsumen akan lebih hati-hati dalam berbelanja dan lebih memilih value for money.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Naeli Zakiyah Nazah
Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: