Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berawal dari Presenter, Stephanie Susanto Putuskan Terjun ke Dunia Korporat

Berawal dari Presenter, Stephanie Susanto Putuskan Terjun ke Dunia Korporat Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jurnalis mempunyai daya Tarik sendiri dan sangat diminati banyak orang lantaran bertemu dengan banyak orang. Lebih jauh lagi dunia jurnalistik sebagai konsentrasi ilmu dari komunikasi memiliki cakupan luas hingga mampu mengasah pemikiran yang lebih kritis dan kreatif.

Makanya, tak heran banyak pekerja di industri media yang beralih menjadi expert entah di lembaga pemerintahan maupun di perusahaan swasta. Pengalaman serta koneksi yang dimiliki jurnalis di lapangan menjadi modal besar untuk menjadi profesional.

Stephanie Susanto merupakan salah satunya. Jika sebelumnya Ia lebih dikenal sebagai host, presenter, dan wartawan investigatif di beberapa stasiun televisi. Sebagai jurnalis, karirnya pun terbilang mulus dan cukup mentereng.

Ia pernah menjadi wartawan investigatif untuk Densus 88 dan BNN. Pindah ke TV One, Ia pun langsung didapuk untuk melakukan peliputan program Telusur dan Menyingkap Tabir, meliput Pemilu Presiden 2014 dan 2017, hingga liputan khusus lainnya.

Baca Juga: Revolusi Teknologi Retail - Bagaimana Menghadirkan Pengalaman Terintegrasi Terbaik di Toko

Karirnya terus meningkat sebagai presenter untuk program unggulan TVOne seperti Kabar Siang, Kabar Hari Ini dan Bedah Kasus. Beragam pengalaman bertemu dan mewawancarai tokoh-tokoh bangsa membuat mental dan kemampuannya sebagai jurnalis kian terasah.

Ia berkisah pengalaman yang tak terlupakan ketika melakukan peliputan bencana seperti gunung meletus. Ketika itu, Ia menempuh perjalanan yang tak mudah untuk sampai di suatu desa yang belum tersentuh bantuan. Berkat dari siaran berita yang dibuatnya pun akhirnya pemerintah setempat mampu merespon hal tersebut.

Belum lagi kecelakaan pesawat yang secara berkelanjutan menjadi penghubung antara keluarga korban dengan tim evakuasi. Termasuk mengabarkan manifest penerbangan, informasi yang mencerahkan dan menenangkan bagi keluarga korban.

Sebagai jurnalis, Ia juga berkesempatan untuk liputan ke Amerika Serikat untuk belajar counter violent extremist (CVE) yang merupakan kerjasama antara Indonesia dan Amerika. Selama 3 minggu, Ia mempelajari program CVE efektif di Washington DC, Boston dan Denver untuk diterapkan di Jakarta. "Menjadi jurnalis memberikan saya kesempatan besar untuk belajar dan mengasah kemampuan 'street smart' bukan booksmart, apalagi Ketika berada di kondisi yang sangat sulit dan membutuhkan problem solving yang cepat” ungkapnya.

“Tak mudah rasanya keluar dari zona nyaman. Tapi zona nyaman seperti candu, dan terlalu berbahaya Ketika kita terus terbawa”. Itulah yang membuat Stephanie sadar untuk terus mengasah pengalamannya ia pun mantap melangkahkan kaki keluar dari dunia pertelevisian. Gelaran Piala Dunia di Rusia pada tahun 2018 menjadi salah satu tugas terakhirnya sebagai jurnalis.

Delapan tahun mengenyam pengalaman sebagai jurnalis, Ia pun pindah haluan dan mengemban pengalaman baru sebagai Head of External Affairs & Media Relation Sinar Mas. 

"Saya haus untuk belajar dan mencari pengalaman lain. Dunia korporasi ternyata begitu kompleks, banyak hal yang harus saya pelajari. Saya bersyukur bekal sebagai jurnalis membawa manfaat dan berkat di tempat saya bekerja saya sekarang. Semoga saya juga bisa berkarya dan menjadi berkat juga bagi banyak orang," lanjutnya.

Kredibilitas dan Integritas

Karena kemampuannya, Ia pun dipercaya untuk Sinar Mas menjadi spokeperson untuk kegiatan Vaksin Gotong Royong. Lulusan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Pelita Harapan (UPH) ini juga pernah menjadi MC dan Moderator untuk acara-acara besar seperti dialog dengan Presiden RI Joko Widodo, Menteri ESDM dan sejumlah acara penting lainnya.

Melalui pengalamannya sebagai jurnalis, Ia pun membantu Sinar Mas berkembang. Pun ketika pandemi terjadi, Sinar Mas tercatat sebagai korporasi pertama yang melakukan kick off Vaksin Gotong Royong yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Berkat Program Lucky Draw, DPK Bank Sinarmas Tumbuh 8,87% jadi Rp42,14 Triliun di 2023

Sebagai profesional yang memiliki latar belakang jurnalis, Ia juga mampu mengelola isu yang berkaitan dengan perusahaan. Kini calon Pasca Sarjana FISIP Universitias Indonesia dipercaya perannya sebagai jembatan komunikasi antara perusahaan dengan pemerintah dan masyarakat mampu dijalankan dengan baik.

Yang jelas, Ia menuturkan bahwa pengalaman di dunia jurnalistik mengajarkan hal penting dalam pekerjaan yang diembannya saat ini. Keduanya sama-sama harus memberikan dampak positif baik bagi lingkungan tempat bekerja maupun masyarakat luas.

"Kita perlu membuka diri untuk belajar, seperti analogi jangan biarkan gelas anda penuh. kosongkan, karena ternyata dunia tidak sekecil daun kelor. Buka mata, dunia semakin canggih jangan sampai kita tergantikan dengan teknologi," tambahnya.

Tetap rendah hati dan menjaga kredibilitas serta reputasi. Selain itu, jangan lupakan peran tim dan terus belajar dalam lingkungan pekerjaan. Terlepas dari apapun profesi sebelumnya, Ia menyebut penting sekali untuk menjadi manusia yang lebih baik. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: