Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Toyota Duduk Manis Melihat Rekor Penjualan Mobil Hybrid, Saat Produsen Mobil Lain Gigit Jari Karena Adopsi EV Lambat

Toyota Duduk Manis Melihat Rekor Penjualan Mobil Hybrid, Saat Produsen Mobil Lain Gigit Jari Karena Adopsi EV Lambat Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Langkah produsen mobil Jepang untuk berhati-hati dalam menyikapi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) nampaknya menjadi keputusan yang tepat. Hal ini melihat keputusan beberapa produsen mobil dunia yang memutuskan untuk meninjau kembali rencananya agresifnya terhadap EV. 

Lihat saja, Ford yang memutuskan untuk merevisi ekspektasinya pada F-150 Lightning, kemudian GM mengurangi rencananya terhadap EV, Genesis kehilangan kepercayaan pada strategi all-EV-nya, dan bahkan produsen mobil asal Cina seperti HiPhi menghentikan produksi EV selama enam bulan, tampaknya perlambatan adopsi EV telah membuat produsen mobil kewalahan. 

Tapi tidak begitu dengan Jepang. Melansir Carscoops, Toyota diketahui sudah sejak lama bersuara atas sikap skeptisnya terhadap rencana pemerintah dan para pesaing yang memutuskan untuk sepenuhnya mengadopsi EV. 

Baca Juga: Mantap, Tiap Pembelian Mobil EV dapat Fasilitas Home Charging Terintegrasi

Merek Jepang lainnya, seperti Honda, Subaru, Nissan, dan Mazda, juga telah menyatakan enggan untuk sepenuhnya menerapkan strategi transformasi EV mereka.

Meskipun para pendukung EV sering menyalahkan sikap produsen mobil Jepang yang tidak mau melakukan perubahan karena harus berusaha mengejar ketertinggalan dari perusahaan seperti Tesla, namun sebuah laporan dari Bloomberg mengungkap bila para produsen otomotif Jepang memiliki firasat bahwa perlambatan akhirnya akan terjadi di pasar kendaraan listrik.

"Pelanggan menentukan kecepatan elektrifikasi," kata Stephen Ma, kepala keuangan Nissan Motor. 

"Elektrifikasi bukan pertumbuhan linear, garis lurus. Ia akan naik turun. Tapi jangka panjang, ia akan tumbuh."

Pernyataan Ma mengkonfirmasi bahwa tidak berarti bahwa Nissan kehilangan fokus pada masa depan pada mobil listrik. Meskipun perusahaan fokus pada apa yang diinginkan konsumen, mereka akan melanjutkan dengan rencana EV mereka, yang dimulai dengan pengumuman rencana lima tahun senilai 2 triliun yen ($13,2 miliar) untuk mempercepat elektrifikasi pada tahun 2021.

Baca Juga: Punya Kekuatan untuk Produksi Baterai, Jokowi Mau Semua Merk EV Produksi di Indonesia

Bukan hanya Nissan, CFO Honda Motor Eiji Fujimura mengatakan bahwa meskipun memprediksi kemungkinan perlambatan pertumbuhan pasar EV, produsen otomotif akan terus maju dengan EV. 

Demikian pula, wakil presiden eksekutif Subaru, Tomoaki Emori, mengklaim bahwa penurunan pertumbuhan dipertimbangkan ketika mereka membuat rencana elektrifikasi senilai 1,5 triliun yen ($9,9 miliar).

Sementara itu, Toyota tengah duduk manis setelah mencatatkan penjualan rekor dari kendaraan bertenaga hybrid. Di tengah-tengah beberapa skandal emisi, perusahaan mobil nomor satu di dunia ini bersiap untuk mengirimkan lima juta mobil hybrid pada tahun 2025. 

Meskipun begitu, CFO Toyota Yoichi Miyazaki mengatakan bahwa perusahaan akan terus berinvestasi dalam EV dalam strateginya mengejar lineup lengkap yang terdiri dari mesin penggerak baterai-elektrik, plug-in hybrid, dan hidrogen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: