Suara Kritis Aktivis dan Guru Besar Diharapkan Terus Terjaga Soal Demokrasi di Indonesia
Pengamat politik yang juga pendiri Polmark Indonesia Eep Saefulloh Fatah mendorong aktivis dan Guru Besar terus bersuara mengenai kondisi demokrasi di Indonesia.
Menurut Eep salah satu hikmah yang ada di Pemilu 2024 adalah munculnya suara kritis dari civil society mengenai apa yang terjadi beberapa waktu terakhir.
“Salah satu hikmah di balik pemilu 2024 adalah berkembangnya kegiatan civil society termasuk universitas yang bergerak ketika keadaan memaksa mereka. Gerakan civil soecity ini terus berkembang puncaknya menjelang 14 Februari kemarin,” jelas Eep di kanal Youtube Keep Talking, dilihat Minggu (25/2/24).
Eep berharap apa yang disuarakan oleh guru besar dan akademisi terus berlanjut dan tak menurun meski pemenang pemilu sudah ada.
Menurutnya, penting untuk memberikan catatan moral terhadap apa yang terjadi di Pemilu 2024.
“Menurut saya jangan dibiarkan grafiknya turun dikarenakan sudah ada pemenang dan pihak yang kalah, yang sangat penting dalam sejarah pemilu di Indonesia khususnya 2024 bukan siapa menang dan kalah kita harus menundukkan pemilu 2024 dengan jernih, dengan antara lain mencatat semua keburukan, semua masalah, menegaskan apa saja tantangan terhadap keberlangsungan demokrasi kita,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, akademisi, alumni, dan guru besar universitas di Indonesia ramai-ramai bersuara soal kondisi demokrasi Indonesia.
Alumni dan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta salah satunya, dalam poin seruan pernyataan meminta Presiden Jokowi agar fokus bekerja mengelola negara bukan hanya sibuk mengurusi kepentingan keluarga.
Sikap tersebut tertuang pada poin 3 di yang secara seremonial disuarakan oleh Guru Besar UIN Jakarta Saiful Mujani sebagai perwakilan.
“Mendesak Presiden agar dengan sungguh‐sungguh mengelola pemerintahan demi dan untuk kepentingan nasional. Bukan demi kepentingan keluarga atau kelompok dengan mengatasnamakan kepentingan nasional,” demikian bunyi seruan pada Senin (5/2/24) di Landmark UIN Jakarta, Ciputat.
Sebagaimana diketahui, dalam Pilpres 2024 salah seorang kandidat yakni Gibran Rakabuming Raka yang jadi Cawapres pendamping Prabowo Subianto merupakan putra dai Presiden Jokowi.
Pernyataan sikap Civitas dan Alumni UIN Jakarta pun menyoroti sikap Jokowi yang menurut mereka akhir-akhir ini cenderung condong ke salah satu paslon.
Mereka blak-blakan khawatir ada dampak negatif lanjutan dengan sikap Jokowi ini.
“Aktivitas Presiden yang akhir-akhir ini terlihat seperti lebih condong mengutamakan kepentingan elektoral salah satu paslon bukanlah sikap seorang Presiden sebagai negarawan. Situasi ini bukan saja dapat berdampak pada pelayanan pemerintah secara nasional, tapi jugamenimbulkan ketidaksolidan dan ketidaknyamanan anggota kabinet,” jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait:
Advertisement