Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sidang Gugatan Pemilu: Usai Kunjungan Jokowi, Ada Lonjakan Suara Tak Wajar untuk Prabowo

Sidang Gugatan Pemilu: Usai Kunjungan Jokowi, Ada Lonjakan Suara Tak Wajar untuk Prabowo Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Tim Hukum Nasional (THN) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), Bambang Widjojanto menduga adanya kenaikan tak wajar elektabilitas Presiden terpilih, Prabowo Subianto, sebelum pemungutan suara di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 lalu.

Berdasarkan temuan yang dihimpun, Bambang menduga kenaikan elektabilitas Prabowo tidak terlepas dari intervensi kekuasaan. Intervensi itu terbukti kala Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi daerah di mana suara Prabowo rendah.

Baca Juga: Gerindra Buka Peluang Kans Pertemuan Prabowo-Megawati

Tidak hanya kunjungan, Bambang menyebut kunjungan Jokowi diikuti dengan distribusi bantuan sosial (bansos) yang luar biasa besar jelang pemungutan suara. 

Bahkan, dia juga menyebut ada pengondisian aparat negara untuk meningkatkan suara pasangan calon, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. 

"Adalah kunjungan Pak Jokowi di Jawa Tengah ada lebih dari 15 dan di daerah itu bansosnya luar biasa, intervensi terhadap aparaturnya juga luar biasa dan kenaikan perolehan angka paslon 02 juga luar biasa," kata Bambang dalam sidang perdana Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (27/3/2024).

"Berdasarkan riset ini dapat ditentukan bahwa intervensi bansos, penggunaan aparat negara itu mempengaruhi peningkatan suara. Hasil survei Pak Prabowo beberapa tahun di situ ada kenaikan luar biasa," tambahnya.

Seandainya dikategorisir, tutur Bambang, suara Prabowo pada tahun 2014, 2019, dan 2024 mengalami lonjakan yang luar biasa besar si beberapa daerah. Adapun hal itu terjadi seusai kunjungan Jokowi.

Sebagaimana lonjakan di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, tutur Bambang, suara Prabowo yang semula 21,91 persen pada tahun 2014 dan 9,01 persen di 2019, meningkat signifikan pada tahun 2024 menjadi 75,39 persen.

Baca Juga: Dongkrak Logistik, Jokowi Resmikan Empat Bandara di Sulawesi

"Artinya terjadi penaikan 66,38 persen dan kami meyakini angka itu terjadi bukan karena kehebatan pemilih di dalam memilih calon terbaiknya, tetapi ada intervensi yang luar biasa terhadap bansos, dari bansos, kunjungan-kunjungan (Jokowi) dan sebagian aparatur serta the own of the president's men" pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: