Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Analis Beber Potensi Dampak Ekonomi-Politik Konflik Iran-Israel

Analis Beber Potensi Dampak Ekonomi-Politik Konflik Iran-Israel Kredit Foto: Reuters/Ronen Zvulun
Warta Ekonomi, Jakarta -

Situasi Timur Tengah yang memenas imbas serangan drone Iran ke wilayah Israel disebut akan memberi dampak kepada situasi ekonomi dan politik Global termasuk di Indonesia.

Hal ini disampaikan Analis intelijen, pertahanan, dan keamanan Ngasiman Djoyonegoro yang memprediksi konflik Iran-Israel bakal berdampak secara ekonomi dan politik dalam negeri.

Ngasiman mengemukakan hal itu merespons serangan udara Iran ke Israel pada hari Sabtu (13/4) sebagai upaya pembalasan Iran atas serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah, di awal April lalu.

"Serangan ini terjadi di wilayah jalur perdagangan dunia. Jantung ekonomi global pasti akan terganggu," kata Simon, sapaan karibnya, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (15/4/24) sebagaimana dilansir dari ANTARA.

Simon mengungkapkan apabila wilayah Terusan Suez terganggu maka distribusi komoditas energi dan pangan dunia juga terganggu. Misalnya, minyak bumi, gandum, dan pasokan global bahan pangan lainnya.

Karenanya penting menurutnya pemerintah Indonesia mempersiapkan APBN sebaik mungkin di tengah situasi konflik Iran-Israel

"Penguatan nilai dolar terhadap rupiah saat ini, baru indikasi awalnya. Kita siap-siap untuk menghadapi dampak berikutnya seperti harga minyak naik, sejumlah harga pangan berbasis gandum bakal naik, dan seterusnya. APBN kita harus dipersiapkan secara layak untuk menyesuaikan dengan situasi ini," katanya.

Lanjut dia, selain dampak ekonomi, aksi politik global juga makin memanas. Menurut dia, tanpa upaya serius dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) maka konflik Iran-Israel akan menjadi perang proksi. Dalam hal ini, aktor negara di balik kedua belah pihak akan terkonsolidasi.

"Blok Barat yang direpresentasikan oleh Israel bakal terkonsolidasi melawan kekuatan Blok Timur yang direpresentasikan oleh Iran," ujarnya.

Ngasiman mengatakan bahwa prediksi itu bukan isapan jempol semata jika merujuk pada pernyataan sikap negara-negara Eropa, Amerika, dan Kanada yang lebih berpihak pada Israel, sementara negara-negara Arab dan sejumlah negara lainnya bersikap lebih netral.

"Konsolidasi proksi sedang terjadi. Ini situasi yang membahayakan bagi perdamaian dunia," ucapnya.

Baca Juga: WNI di Timur Tengah Diimbau Tingkatkan Kewaspadaan Terkait Serangan Iran ke Israel

Simon juga mengingatkan konflik Iran dan Israel membawa dampak secara politik di dalam negeri yang dapat meningkatkan eskalasi perang opini di media sosial.

"Pilkada 2024 bakal menjadi persemaian perang opini ini. Kita harus waspadai situasi ini jangan sampai dijadikan kolam untuk memancing bibit-bibit terorisme di dalam negeri," katanya.

Ia berharap kepada pemerintah Indonesia untuk tetap fokus mendorong penyelesaian permasalahan utama, yaitu konflik Israel dan Palestina.

"Aktor-aktor utama ini harus dijadikan objek utama dalam penyelesaian konflik oleh Dewan Keamanan PBB, yang kita butuhkan sekarang adalah bagaimana menciptakan perdamaian global," kata dia.

Sebelumnya, disebutkan Iran mmeluncurkan serangan melalui drone ke wilayah Israel pada Sabtu (13/4/24).

Mengutip laman ANTARA, Iran mengonfirmasi telah meluncurkan puluhan pesawat nirawak (drone) dan rudal ke arah Israel di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara pascaserangan terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pekan lalu.

Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) menyatakan bahwa militer menembakkan puluhan drone dan rudal ke arah Israel sebagai tanggapan atas “banyak kejahatan” yang dilakukan Israel, termasuk serangan pekan lalu terhadap bagian konsuler Kedutaan Besar Iran di Damaskus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: