Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tekanan Rendah di Laut Arafuru Selatan Picu Gelombang Tinggi, BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem

Tekanan Rendah di Laut Arafuru Selatan Picu Gelombang Tinggi, BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Petugas Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) melihat prakiraan arah dan kecepatan angin di Stasiun BMKG Malang, Jawa Timur, Kamis (7/10/2021). BMKG meminta masyarakat mewaspadai masa peralihan musim kemarau ke musim hujan (pancaroba) yang berpotensi menimbulkan angin kencang berkisar 8 sampai 20 knot serta gelombang tinggi setinggi 1,5 meter hingga 4 meter yang terjadi di perairan utara Sabang, samudera Hindia sebelah selatan Banten hingga NTT dalam tiga hari terakhir. | Kredit Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengindentifikasi adanya perkembangan pola tekanan rendah di sekitar Laut Arafuru selatan Merauke. Kondisi tersebut dapat memicu gelombang tinggi dan hujan dengan intensitas sedang-lebat di wilayah Papua, Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Selatan hingga Maluku.

Perlu diketahui, sistem pola tekanan rendah merupakan suatu sistem dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya pola sirkulasi angin secara siklonal yang dalam kondisi atmosfer tertentu dapat meningkat intensitasnya menjadi sistem bibit siklon.

Baca Juga: Meskipun Terkendala Cuaca, PosIND Sukses Kirim Lebih dari 50 Trip Wing Box Bilah Selubung Garuda ke IKN

"Sistem tersebut diketahui memiliki pergerakan ke arah Barat-Barat Laut dan peluang peningkatan intensitasnya dalam sepekan ke depan diprediksi masih berada pada kategori rendah untuk menjadi sistem bibit siklon di dalam wilayah tanggungjawab TCWC Jakarta," ungkap Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto di Jakarta, Sabtu (20/4/2024).

Guswanto mengatakan, BMKG secara berkesinambungan terus memantau kondisi cuaca dan potensi dampaknya, termasuk potensi kemunculan siklon tropis. Olehnya itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik terkait dengan informasi potensi siklon tropis di sekitar Laut Arafuru, namun tetap waspada terhadap kemungkinan potensi cuaca ekstrem.

"Tidak perlu panik, pantau terus perkembangan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG melalui berbagai kanal informasi resmi. Jangan percaya kabar maupun informasi yang tidak jelas asal muasalnya," tuturnya.

Baca Juga: Waspada Satu Minggu Potensi Cuaca Ekstrem, Begini Kata BMKG!

Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani menerangkan sepekan kedepan terhitung mulai tanggal 20 April 2024, sejumlah wilayah Indonesia masih berpotensi diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Di antaranya meliputi sebagian besar Sumatera bagian Utara dan Barat, sebagian besar Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan bagian Barat dan Tengah, Sulawesi bagian Selatan dan Tenggara, Maluku dan Papua.

Baca Juga: Kementerian ESDM: Aktivitas Gunung Ruang Terus Meningkat Pasca Erupsi

Andri menyebut, kondisi tersebut dipicu oleh beberapa faktor, yakni masih aktifnya gelombang atmosfer Rossby Ekuator dan gelombang Kelvin di beberapa wilayah Indonesia, kondisi kelembaban dan labilitas atmosfer yang signifikan, serta terpantaunya sirkulasi siklonik di perairan barat Sumatra, Laut Banda, dan Samudera Pasifik sebelah utara Papua.

"Waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem, terutama wilayah-wilayah rawan bencana tanah longsor, banjir bandang, dan angin kencang. Pantau terus informasi peringatan dini cuaca melalui aplikasi infoBMKG untuk mendapatkan informasi yang lebih detail," pungkas Andri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: