Industri keuangan dan sektor fiskal merupakandua elan vital yang memainkan peran sentral dalam ekonomidan pembangunan. Selain sebagai variabel moneter, sektorjasa keuangan, dalam jangka pendek, peredaran uang menjadisalah satu pendukung penting pertumbuhan ekonomi.
Peredaran uang merefleksikan terjadinya transaksi dan aktivitas output serta pertumbuhan ekonomi sebagairesultannya. Bila inklusi di sektor keuangan semakin dalam, menandakan pendanaan kegiatan ekonomi berjalan baik.
Sebaliknya, masih dangkalnya inklusi keuangan, menandakanpendanaan kegiatan ekonomi belum menggeliat karenasumber pembiayaan yang terbatas. Berbagai kasus fraud yang terjadi merupakan batu sandungan dalam mencapai pendalaman sektor keuangan, sebagai sumur pembiayaankegiatan ekonomi. Inklusi yang masih dangkal, literasi yang rendah, serta seringnya terjadi fraud dalam industri keuangannasional adalah pemantik terganggunya stabilitas dalamekosistem industri keuangan sebagai darahnya ekonomi.
Menurut Director & Country Manager 1datapipe untukIndonesia Herrias Yusmawan, ada beberapa metode berbasisteknologi yang bisa digunakan untuk mencegah kasuspenipuan (fraud). Misalnya dengan menggunakan berbagaisumber data seperti identitas pelanggan berupa KTP atau NIK.
“Sekarang orang sudah banyak pakai handphone, maka kitapakai nomor tersebut sebagai salah satu sumber identitas. Termasuk juga data alamat. Data-data ini yang kita gunakanuntuk verifikasi apakah orang tersebut memberikan informasiyang lengkap atau tidak. Apabila ada minimal salah satuinformasi yang tidak sesuai, maka kita curigai bahwa orang tersebut bukan genuine customer atau pelanggan asli. Artinya, dia dicurigai sebagai salah satu fraudsters atau penipu,” tuturnya pada acara temu media secara daring baru-baru ini di Jakarta.
Herrias menambahkan, metode lainnya adalah linkage atauketerkaitan dari informasi-informasi yang didapat.
“Kita mengecek konsistensi dari database-database di mana kita bekerjasama. Jika ditemukan, misalnya satu handphone digunakan untuk lima NIK, artinya ada kemungkinan orang ini adalah fraudsters. Mengapa, karena dia menggunakan nomor yang sama untuk melakukan komunikasi denganlembaga keuangan untuk minta pinjaman dengan identitas yang berbeda-beda.”
Metode berikutnya menurut Herrias adalah online account. Seperti diketahui, penduduk Indonesia banyak menggunakanmedia sosial seperti Instagram dan Facebook.
“Kami menggunakan metode yang menghubungkan antara handphone dengan mobile account tersebut.”
Herrias mengatakan ada tiga sumber data yang bisa diandalkan oleh sistem AI untuk memprediksi dan menganalisis perilaku penipuan.
“Pertama adalah data telko, kita petakan perilaku mereka saatmenggunakan handphone, seperti pemakaian per bulannyaberapa, top- up nya berapa, pembayarannya berapa, apakahlancara atau tidak. Apabila orang tersebut pembayarannyatidak ada masalah, maka dia punya kecenderungan positifdalam hal pembayaran kepada lembaga keuangan.”
Sumber kedua adalah media sosial yang digunakan untukmelihat tren orang tersebut seperti gaya hidupnya dan lain sebagainya. Sedangkan sumber ketiga adalah data pemerintahseperti KTP atau NIK.
“Sekarang kita mengenal istilah data is the new oil. Data itusangat mahal karena data itu telling the facts. Di 1datapipe, yang kami lakukan adalah bagaimana mentransformasi data itu tidak hanya menjadi informasi tetapi menjadi artificial intelligence. Jadi insight atau wawasan. Dalam hal inimembantu lembaga keuangan untuk mempertajam strategimereka dalam menandai pelanggan.”
CEO 1datapipe Carey Anderson pada kesempatan yang sama mengatakan bahwa perusahaanya sangat antusias dapat beroperasi di Indonesia yang merupakan negara yang memiliki masa depan cerah dari sisi pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, sektor perbankan dan teknologi finansial menyambut baik kehadiran 1datapipe yang bisa membantu industri ini untuk terus tumbuh dan berkembang.
“Kami sangat beruntung bisa menjadi bagian dari gerakaninklusi keuangan di Indonesia saat ini. 1datapipe adalahpemimpin dalam analisis dan wawasan yang didukung AI. Dan kami memberikan pandangan pelanggan 360 derajat yang lebih maju, termasuk skor yang sangat akurat untuk mitigasi penipuan, estimasi pendapatan, tren gaya hidup geografis, dan solusi kredit inklusi keuangan pertama di dunia. Semua inidisediakan dalam satu API, dan memungkinkan klien kami mengambil keputusan dalam waktu kurang dari dua detik.”
Carey mengatakan, solusi terbaru untuk mencegah kasus fraud didukung oleh teknologi AI yang dirancang untuk menetapkan tolak ukur baru dalam tingkat deteksi dan pencegahan penipuan.
“Kami mengintegrasikan ratusan atribut data yang dipersonalisasi dari berbagai sumber data untuk mengonfirmasi identitas seseorang. Hal ini dapat dimulai dengan KTP, nama, tanggal lahir, alamat, telepon genggam, nomor telepon rumah, email, identitas Data Inti, dan atribut (lain) yang dimiliki semua individu. Kemudian kami memanfaatkan model AI dan analisis basis data grafik untukbenar-benar menggali lebih dalam dan koneksi profil yang tidak normal. Misalnya, jika data pribadi dapat dilampirkan keprofil orang lain, itu merupakan tanda bahaya. Jadi apa yang dimulai ini memastikan evaluasi keterkaitan profil yang komprehensif untuk setiap potensi penipuan yang mengancam.”
1datapipe mengintegrasikan lebih dari 500 atribut data yang dipersonalisasi dan menawarkan solusi analitik menyeluruh serta memberikan wawasan mendalam seputar pelanggan. Solusi itu terdiri dari empat lapisan dan mampumengidentifikasi individu atau pelanggan dengan visibilitas biro kredit terbatas sehingga mereka bisa mendapatkan aksesproduk keuangan yang lebih luas.
Rangkaian lengkap skor risiko AI Customer Analytic360 derajat 1datapipe meliputi pengamanan ID skor risiko penipuan, skor stabilitas pendapatan, skor kepercayaan kreditdan skor inklusi finansial.
“Jadi kami memanfaatkan model AI yang canggih, termasuk model yang diawasi, dan model tanpa pengawasan untuk mendeteksi dan mencegah penipuan, yang memberikan lembaga bisnis dan keuangan pertahanan yang kuat terhadap penjahat dunia maya,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement