Kritik Buku Panduan Sastra di Kurikulum Merdeka, Fahmy Alaydroes Pertanyakan Nilai Pendidikan
Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahmy Alaydroes, kembali menyuarakan kritik terhadap dunia pendidikan sehubungan dengan terbitnya Buku Panduan Program Sastra yang dimasukkan ke dalam Kurikulum Merdeka. Fahmy mempertanyakan isi buku panduan tersebut yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai pendidikan yang baik.
"Saya tidak habis mengerti, apa sesungguhnya yang sedang terjadi dengan jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kita. Ternyata dalam Buku Panduan Program Sastra banyak sekali buku-buku yang sarat bermuatan kata-kata dan kalimat vulgar yang bermakna sadis, cabul, kekerasan seksual, pedofilia, dan juga LGBT," ungkap Fahmy, dilansir Kamis (30/5).
Baca Juga: DPR Desak Pengawasan Ketat Bus Study Tour untuk Hindari Kecelakaan dan Kebakaran
Fahmy menambahkan bahwa buku-buku yang dianggap bernilai sastra tersebut disetujui oleh Kemendikbud sebagai bacaan sastra untuk guru dan siswa di seluruh sekolah di Indonesia.
"Kementerian yang dipimpin oleh Nadiem Makarim ini seringkali memicu kontroversi dan kegaduhan, dan bertentangan dengan nilai dan tujuan luhur pendidikan nasional," ujar Fahmy.
Menurut Fahmy, pemerintahan Jokowi bukannya meninggalkan warisan positif, tetapi malah banyak mencatatkan hal-hal buruk yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan konstitusi.
"Kurikulum Merdeka yang digaungkan ternyata menjadikan dunia pendidikan kita berpotensi liar. Alih-alih mendidik siswa-siswi kita dengan profil Pancasila, malah memberikan bacaan yang tidak pantas dan merusak moral," tandasnya.
Fahmy menegaskan bahwa Kemendikbud harus segera menarik Buku Panduan tersebut dan melakukan revisi.
Baca Juga: Anggota DPR Fahmy Alaydroes Desak Pemerintah Kurangi Beban UKT Mahasiswa
"Harus membuang semua buku bacaan yang tidak layak. Masih banyak buku-buku bacaan sastra lain yang lebih beradab. Jangan sampai Kurikulum Merdeka menjadi Kurikulum Liar. Waspadalah!" tegas Fahmy menutup pernyataannya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement